REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Banjir lahar yang melanda sejumlah lokasi di Kota Ternate, Maluku Utara, Rabu dini hari, menyusul hujan deras mengakibatkan dua warga tewas dan tujuh lainnya luka-luka.
"Sejumlah warga juga dilaporkan hilang akibat banjir lahar dingin Rabu dini hari tadi, tapi jumlah pastinya kita masih inventarisir," kata Wakil Wali Kota Ternate Arifin Djafar ketika meninjau sejumlah lokasi yang dilanda banjir lahar di Ternate, Rabu.
Puluhan rumah di pinggir kali juga rusak berat dan ringan, akibat terjangan banjir lahar tersebut. Rumah warga yang rusak tersebut di antaranya di Kelurahan Tubo, Dufa-Dufa, Salahuddin, dan Maliaro.
Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate bekerja sama dengan instansi terkait diterjunkan ke lokasi bencana untuk memberikan pertolongan kepada para korban.
Sebagian warga yang rumahnya rusak akibat banjir lahar telah diungsikan ke eks-Kantor Gubernur Maluku Utara dan aula SMK Negeri 2 Ternate.
"Kami pada Rabu pagi ini akan menggelar rapat dengan berbagai pihak terkait untuk membicarakan langkah-langkah yang harus dilakukan terkait dengan bencana banjir lahar dingin yang terjadi pada Rabu dini hari tadi," katanya.
Ia mengimbau, para korban sabar dan tenang karena Pemkot Ternate pasti akan memberikan penanganan yang terbaik, termasuk dalam penyediaan kebutuhan pangan selama di lokasi penampungan.
Ia mengatakan, banjir lahar pada Rabu dini hari lebih besar jika dibandingkan dengan banjir serupa pada Desember 2011, pascaletusan Gunung Gamalama.
Lahar yang dibawa banjir pada Rabu dini hari tersebut sisa letusan Gunung Gamalama pada Desember 2011 yang selama ini tertahan di puncak dan lereng gunung tersebut.
Pantauan di sekitar Kelurahan Dufa-Dufa, salah satu daerah yang terkena banjir lahar, terlihat mobil-mobil yang melaju ke arah kota, menuju Bandara Babullah Ternate atau sebaliknya diarahkan ke jalur arah laut karena jalan di lokasi itu tertutup lumpur dan batu.