Senin 07 May 2012 22:48 WIB

Makelar Pro Bobol Sejumlah Bank, Diduga Biang Kredit Macet

Pembobolan Bank (ilustrasi)
Foto: Republika.co.id
Pembobolan Bank (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Dua orang makelar bank, GTS (30) dari Simomulyo, Surabaya, dan RSA (35) dari Gedangan, Sidoarjo membobol beberapa bank di Surabaya senilai total Rp500 juta dengan modus pengajuan kredit pinjaman menggunakan identitas palsu.

"Mereka cukup profesional, karena ada pembagian tugas masing-masing dengan perangkat pendukungnya," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Hilman Thayib didampingi Direskrimum Kombes Pol Agus K Sutisna di Surabaya, Senin.

Ia menjelaskan barang bukti yang disita petugas adalah seperangkat komputer yang digunakan membuat identitas palsu, beberapa lembar KTP palsu, KSK palsu, dan beberapa stempel palsu. "Kedua tersangka ditangkap tim yang dipimpin Kasubdit Resmob AKBP Heru Purnomo di rumah kontrakan di kawasan Perum Puri Surya Jaya, Gedangan, Sidoarjo," katanya.

Saat ditangkap, keduanya sedang mempersiapkan dokumen palsu guna pengajuan pinjaman kredit bank. "Uniknya, meski memalsukan identitas, keduanya tetap memberikan jaminan atau agunan, namun milik orang lain," katanya.

Menurut dia, tersangka bisa disebut sebagai makelar bank, sebab mereka mengajukan pinjaman atas permintaan orang-orang yang kena "blacklist" oleh pihak bank. "Saat mendapatkan 'pasien', kedua orang tersebut saling berbagi tugas. Untuk tersangka GTS bertugas membuat dokumen palsu seperti KTP, kartu keluarga, akte nikah dan lain-lain, sedangkan RSA bertugas sebagai eksekutor di lapangan alias sebagai pengaju kredit pinjaman," katanya.

Dalam KK atau surat nikah yang dipalsukan itu, nama kedua tersangka masuk di dalamnya agar lolos dari survei pihak bank. "Dari aksi yang dijalankan para tersangka, ada beberapa bank yang menjadi 'korban', di antaranya Bank Pundi Cabang Pasar Turi, Bank Danamon Cabang Menganti, Bank Mega Cabang Yos Sudarso, dan Bank Jatim Cabang Rungkut, hingga meraup Rp500 juta atau setengah miliar lebih," katanya.

Ia menambahkan penyidik saat ini masih terus mengembangkan kasus itu, termasuk menelusuri kemungkinan adanya pihak lain yang turut membantu tersangka. "Modus semacam inilah yang diduga menyebabkan banyak kredit macet di bank," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement