REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Aksi massa belakangan ini kian anarkis. Usai kejadian pembakaran Kantor Bupati Mesuji, Lampung, kali ini giliran Kantor Lurah di Palu yang dibakar massa.
Aksi pembakaran yang terjadi Ahad (6/5) dini hari, dibakar sekelompok orang tak dikenal di tengah tawuran yang melibatkan warga Kelurahan Baiya dan Kelurahan Lambara.
Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA di Palu, Ahad (6/5), bentrok tersebut bermula saat puluhan pemuda dari kedua kelurahan terlibat aksi kejar-kejaran usai acara pernikahan di sebuah tempat di Kelurahan Lambara sekitar pukul 02.30 WITA.
Aksi kejar-kejaran itu memanas dengan dilanjutkan aksi saling lempar batu yang terjadi di depan Kantor Lurah Baiya di Jalan Trans Sulawesi. Massa yang telah diliputi emosi kemudian membakar Kantor Lurah Baiya yang menghanguskan pintu, jendela dan sejumlah ruangan.
Beberapa saat kemudian, petugas pemadaman kebakaran datang ke lokasi kejadian. Tiga unit mobil pemadam kebakaran akhirnya bisa memadamkan api pada sekitar pukul 03.30 WITA.
Kepala Polres Palu AKBP Achmad Ramadhan didampingi Kepala Polsek Palu Utara AKP Andi Haloho turun langsung ke lokasi bentrok untuk menenangkan massa yang bertikai.
Achmad Ramadhan mengimbau warga kedua kelurahan bertetangga itu untuk tidak meneruskan aksinya karena akan merugikan masyarakat lainnya.
Jalan Trans Sulawesi yang menghubunkan Kota Palu dan Kabupaten Parigi Moutong sempat ditutup akibat bentrok tersebut. Bentrok tersebut tidak menimbulkan korban jiwa ataupun korban luka-luka.
Saat ini puluhan polisi masih berjaga di perbatasan kedua kelurahan guna mengantisipasi bentrok susulan. Pada pertengahan April 2012, bentrok serupa juga terjadi di lokasi yang sama. Bentrok itu dipicu oleh pertikaian dua remaja dan berlanjut menjadi pertikaian massal.
Di Kota Palu sendiri terdapat dua lokasi yang sering terjadi bentrok antarwarga, yakni di perbatasan Kelurahan Baiya dan Kelurahan Lambara serta perbatasan Kelurahan Nunu dan Kelurahan Tavanjuka.
Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola berulang kali mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing emosinya sehingga bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mengacaukan keamanan.
"Mari kita bersatu dan jaga perdamaian agar tidak terpancing provokator yang masih bergentayangan," kata Longki saat memimpin ikrar damai antara warga Kelurahan Nunu dan Kelurahan Tavanjuka beberapa waktu lalu.