REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Sejumlah walikota, bupati dan ketua DPRD dari beberapa daerah di Indonesia, mempelajari tata kota Beijing antara lain dengan mengunjungi museum tata kota Beijing, Ahad (6/5). Para walikota, bupati dan ketua DPRD itu merupakan peserta Forum Konsolidasi Pimpinan Daerah Angkatan VI Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Gubernur Lemhannas Budi Susilo Soepandji dalam sambutan tertulis yang dibacakan Tenaga Ahli Geostrategi dan Ketahanan Nasional Lemhannas Mayjen Bambang Budi Waluyo, mengatakan, selama berkunjung ke Cina para peserta akan mempelajari pembangunan di Negara Tirai Bambu itu yang berkembang pesat.
"Terutama pelajaran apa yang bisa diambil dalam pengembangan daerah tertinggal, termasuk pembangunan tata kotanya untuk diterapkan di daerah masing-masing," katanya.
Dalam kunjungan ke museum tata kota Beijing, para walikota, bupati dan ketua DPRD kali pertama disuguhi film tiga dimensi sejarah pembangunan kota Beijing mulai dari Dinasti Yuan, Ming dan Qing.
Film berdurasi 22 menit itu menampilkan secara singkat ketiga dinasti itu memberikan kontribusi penting dalam evolusi konstruksi pembangunan dan pengembangan kota Beijing.
Film tersebut terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama menampilkan Beijing sebagai Kota Keabadian yakni keberadaan Beijing sebagi kota bersejarah selama 3.000 tahun dan 850 tahun Beijing sebagai Ibukota. Sesi kedua menampilkan Beijing di masa datang dengan masterplan yang dirancang mulai 2004 hingga 2020.
Usai menyaksikan film tersebut, para walikota, bupati, dan ketua DPRD berkeliling museum yang memiliki luas 16.000 meter persegi itu. Museum terdiri dari empat lantai, yang masing-masing menampilkan evolusi pengembangan kota Beijing hingga 2020 lengkap dengan konstruksi dan infrastruktur yang dirancang sedemikian rupa menuju Beijing sebagai kota metropolis internasional, yang ramah lingkungan, manusiawi dan harmonis.
Tenaga Ahli Geostrategi dan Ketahanan Nasional Lemhannas Mayjen Bambang Budi Waluyo sebagai ketua rombongan, mengatakan,"pembangunan dan pengembangan tata kota Beijing dilakukan berkesinambungan, berkelanjutan dan konsisten."
Ia menambahkan,"konsep berkesinambungan, berkelanjutan, konsisten bisa diterapkan di Indonesia dalam melakukan pembangunan baik secara nasional maupun di daerah masing-masing sehingga tujuan dari pembangunan itu benar-benar tercapai,".
Khusus untuk pembangunan daerah tertinggal, lanjut Bambang, pemerintah daerah harus lebih inovatif dan kreatif sehingga tidak harus selalu mengandalkan pemerintah pusat.