REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perempuan yang cerdas adalah perempuan yang dapat mengatur hidupnya secara lebih baik, mengetahui masa menikah dengan tepat, dan dapat mengatur arah rumah tangga yang baik, sehingga melahirkan anak-anak yang sehat dan kuat. Hal itu dikatakan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PP&PA), Linda Amalia Sari Gumelar.
Linda berpendapat, banyak kasus 'trafficking' di Indonesia yang melibatkan perempuan dan anak sebagai korbannya. Dari jumlah total penduduk Indonesia, 30 persen di antaranya masih berusia anak-anak dan 70 persen dari total seluruh penduduk Indonesia terdiri dari wanita dan anak.
"Oleh karena itu, perempuan Indonesia harus pintar, sehingga permasalahan yang melibatkan kaum perempuan dapat ditekan jumlahnya. Ibu yang pintar dapat mengatur rumah tangga dengan baik, melahirkan dan mendidik anak yang sehat dan kuat," katanya saat menghadiri acara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Bogor, Sabtu (5/5).
Dengan pemahaman yang dimilikinya, maka perempuan Indonesia dapat meraih haknya dan tentunya dapat berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Setelah menghadiri kegiatan di Bogor, ibu mertua pebulutangkis Taufik Hidayat itu menghadiri lokakarya sosialisasi pendidikan gender untuk siswa dan guru SMA di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak, Jakarta.
Menteri 60 tahun itu menambahkan, pihaknya mendorong agar Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak di daerah untuk melakukan langkah yang sama dengan menggelar sosialisasi gender untuk siswa dan guru SMA di masing-masing daerah.
"Kita akan dorong agar Badan Pemberdayaan Perempuan di daerah dapat melakukan sosialisasi yang sama tentang gender seperti yang dilakukan di Jakarta, agar pemahaman gender bisa lebih baik lagi," tuntas istri mantan menteri perhubungan, Agum Gumelar itu.