REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PP&PA), Linda Amalia Sari Gumelar, mengatakan, perempuan Indonesia harus cerdas agar bisa berperan dalam pembangunan. "Perempuan Indonesia harus cerdas agar mereka tahu hak dan kewajibannya dalam proses pembangunan," katanya saat menghadiri acara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Bogor, Sabtu (5/5).
Linda menyebutkan, pembentukan perempuan Indonesia yang pintar harus dimulai sejak dini atau saat masih duduk di bangku sekolah. "Agar terbentuk perempuan yang cerdas, maka anak-anak Indonesia harus diberikan berbagai pengetahuan sejak di bangku sekolah yang salah satu di antaranya adalah pemahaman tentang kesetaraan gender," katanya.
Menteri 60 tahun itu menilai, pemahaman kesetaraan gender di masyarakat masih minim, karena itu perlu dilakukan sosialisasi menyeluruh tentang pemahaman gender. Kendati begitu, Linda berpendapat, pemahaman gender itu tidak harus diberikan kepada kaum wanita saja, tetapi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk kaum pria.
Salah satu contoh kasus yang dijumpai saat dirinya melakukan sosialisasi gender, terang Linda, adalah sebagian besar peserta didominasi kaum wanita. "Di sini kita melihat bahwa masih banyak orang yang menilai gender itu berhubungan dengan perempuan, padahal pengertian sebenarnya gender tidak hanya mengedepankan perempuan tapi, kesamaan hak antara wanita dan pria. Jadi, kaum laki-laki juga harus memahaminya," kata ibu mertua pebulutangkis Taufik Hidayat itu.
Untuk itu, menteri mengatakan, perlu dilakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah terkait pemahaman gender.
Pemahaman yang disampaikan sejak dini akan menjadi modal dasar anak-anak Indonesia, khususnya anak perempuan, untuk mempersiapkan diri dengan bekal ilmu pengetahuan.