REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggandeng konsultan asal Korea Selatan, Eco Frontier. Kerjasama ini diharapkan bisa menarik program Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan Korea yang ada di Indonesia untuk mengembangkan usaha kecil menengah (UKM).
''Ini kerjasama kita yang pertama dengan Korea. Kita berharap kerjasama ini bisa dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan lewat pembiayaan CSR kepada UMKM maupun IKM,'' kata Ketua MUI, Ma'ruf Amin, di Jakarta, Jumat (4/5).
Amin mengatakan, kerjasama ini menjadi sangat penting buat MUI. Soalnya di lembaga ini, kata dia, MUI juga memiliki komisi yang mengurusi pemberdayaan ekonomi umat. ''Selama ini banyak program tetapi tak ada dana. Dengan adanya kerjasama ini maka kita berharap program-program yang sudah kita miliki bisa dilaksanakan dan diimplementasikan,'' ujarnya.
Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI, M Faisal Badroen, menjelaskan kesepakatan kerjasama ini akan berlangsung selama empat tahun. Pada tahun pertama, kata dia, MUI akan melakukan proyek percontohannya kepada 16 UKM dan IKM. Fokus lokasi percontohan akan dilakukan di wilayah Jawa Barat dan Banten. Sementara pembiayaan UKM-nya akan diarahkan kepada pengembangan batubara sebagai bahan bakunya.
''Kita akan membiayainya UKM yang menggunakan batubara agar bisa menghasilkan produk yang kompetitif dan bersih,'' jelasnya.
''Nantinya yang akan dilakukan oleh MUI adalah pemberian saran dalam pembinaan ekonomi yang bisa menghasilkan produk ramah lingkungan. Selain itu kami juga memberikan masukan kepada perusahaan-perusahaan besar Korea yang ada di sini,'' tuturnya.
Faizal lebih lanjut menjelaskan ruang ringkup dari kerjasama yang dilakukan dengan pihak Korea. Pihaknya akan berupaya memberikan jasa peningkatan kualitas kelembagaan bagi UKM melalui gerakan responsibility and sustainable SME. Selanjutnya akan dilakukan penguatan kapasitas sumber daya manusia bagi usaha mikro, kecil. Dan menengah serta masyarakat melalui promosi gerakan eco-enterpreneur, industri hijau dan teknologi lingkungan.
Sementara itu perwakilan Eco Frontier Indonesia, JP Jaepil Song, mengatakan, kerjasama ini akan mulai dilakukan pada pertengahan Mei. Untuk tahap awal, pihak Eco Frontier akan melakukan penilaian terhadap 15 perusahaan yang direkomendasikan MUI. ''Nantinya kita akan menyaringnya menjadi delapan perusahaan. Kita akan memberikan jasa manajemen yang ramah lingkungan,'' ujarnya.
Song juga menambahkan, kerjasama yang akan diberikan adalah aplikasi teknologi hijau, efesiensi dan daya saing ke pasar mancanegara.