REPUBLIKA.CO.ID, SANGATTA -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Didi Suryadi mengatakan, populasi orang utan di Hutan Lindung Wehea masih terbanyak ketimbang di daerah lain se-Indonesia
"Masih terdapat 750 ekor orang utan dan ini terbilang masih tertinggi (terbanyak) daripada di daerah lain di Indonesia. Hutan lindung ini juga masih memiliki berbagai aneka flora dan fauna, baik jenis pohon, anggrek, jamur maupun rotan," kata Didi Suryadi, di ruang kerjanya, Kamis.
Menurut Didi Suryadi, Hutan Lindung Wehea di Kecamatan Muara Wahau, memiliki potensi keanekaragaman flora dan fauna yang cukup tinggi, terutama primata, mamalia dan burung.
Ia menerangkan dari hasil survey bekerja sama dengan lembaga The Nature Conservancy, diidentifikasikan berbagai jenis flora dan fauna. Pada waktu itu yang sudah teridentifikasi yakni 9 jenis primata, 12 jenis tupai, 19 jenis mamalia umum, 114 jenis burung dan 59 jenis pohon komersil serta orang utan sekitar 750 ekor.
"Populasi ini cukup besar bila dibandingkan dengan beberapa kawasan konservasi lainnya di Indonesia."
Di hutan itu terdapat pula beberapa jenis pohon yang merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat lokal dan potensi pakan bagi orang utan maupun primata lainnya. Upaya perlindungan keanekaragaman hayati flora pada kawasan Wehea, menurut Didi, perlu dilakukan mengingat tingginya potensi keanekaragaman jenis namun jumlah individunya sangat terbatas.
Ditanya soal minat pengunjung ke hutan lindung wehea, Didi, panggilan Didi Suryadi mengatakan, cukup tinggi, termasuk dari mancanegara.