REPUBLIKA.CO.ID,SOLO--Jajaran Kepolisian Resor Kota Surakarta melakukan penjagaan ketat di setiap sudut jalan di Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Solo, hingga Kamis malam, pascabentrokan dua kelompok massa.
Pantauan di Jalan RE. Martadinata, Kampung Sewu, hingga pukul 20.00 WIB, sejumlah petugas Kepolisian Resor Kota (Polresta) bersama sejumlah tokoh masyarakat terlihat masih berjaga di sudut-sudut gang masuk kampung.
Bahkan, setiap akses jalan masuk Kampung Sewu semua ditutup rapat dengan portal dan dilarang orang luar melintas masuk kampung. Warga setempat terlihat melakukan jaga-jaga di sekitar rumah masing-masing sebagai langkah antisipasi jika terjadi bentrok lanjutan.
Para tokoh masyarakat sekitar juga mengimbau kepada warganya agar tidak keluar rumah hingga Jumat (4/5) pagi untuk keamananan. "Kami dilarang keluar rumah terutama bagi orang tua usia lanjut, ibu-ibu, dan anak-anak, hingga Jumat (4/5) pagi," kata salah satu warga di Kampung Sewu.
Menurut Kepala Polresta Surakarta Kombes Polisi Asdjima'in, pihaknya menurunkan dua satuan setingkat kompi (SSK) dari Brimob dan Sabhara untuk mengamankan ke lokasi kejadian.
"Pengamanan akan dilakukan hingga kondisi aman," katanya.
Menurut Kapolresta, pihaknya juga mengajak para tokoh kedua belah pihak untuk ikut melihat langsung di lapangan mengamankan agar saling dapat dikendalikan.
"Permasalah-permasalan ini agar tidak berlanjut. Kami mengimbau agar toko-toko di sekitar Kampung sewu tetap buka, karena ada penjaga polisi," katanya.
Sementara pada berita sebelumnya bentrokan dua kelompok kembali terjadi di Jalan RE Martadinata Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis pukul 16.30 WIB setelah yang pertama sekitar pukul 14.00 WIB.
Satu kelompok dari organisasi masyarakat (ormas) di Solo, membalas menyerbu kelompok lain di Kampung Sewu dengan membawa senjata tajam dan melemparkan benda menyerupai bom yang meledak di sudut gang di Jalan Martadinata.
Dalam peristiwa itu, seorang wartawan dari TATV Solo yang sedang meliput di lokasi kejadian, pipi Harun Al Rasid terkena serpihan ledakan sehingga mengeluarkan darah.