Kamis 03 May 2012 20:04 WIB

PKS Tuding Ada Politisasi Kasus Korupsi PPID

Rep: mansyur faqih/ Red: Taufik Rachman
Mahfudz Sidiq
Foto: www.pksmadiun.or.id
Mahfudz Sidiq

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mahfudz Siddiq mengatakan, ada aktor-aktor politik yang mengolah kasus korupsi dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) untuk mendiskreditkan PKS.

''Yaitu dengan menghubung-hubungkan kasus hukum Wa Ode (Wa Ode Nurhayati) dengan Tamsil Linrung sebagai unsur pimpinan banggar dan Anis Matta sebagai unsur pimpinan DPR,'' katanya, Kamis (3/5).

Sebelumya, tersangka kasus korupsi PPID, Wa Ode Nurhayati menyebut dugaan keterlibatan Anis Matta dalam kasus PPID. Wa Ode menyatakan, ada yang tidak beres dalam persetujuan dalam pemilihan wilayah pada proyek PPID tahun 2011 ini. Menurutnya kriteria awal yang telah disetujui, diubah secara sepihak tanpa rapat panja.

Mahfudz mengaku mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengungkap kasus ini secara objektif. Sehingga dapat terungkap juga skenario politik yang sedang dimainkan pihak-pihak lain dengan memanfaatkan Wa Ode .

Ketua Komisi I DPR itu mengaku pernah mengingatkan Wa Ode secara tidak langsung melalui salah seorang pimpinan fraksinya. Ketika itu Mahfudz meminta agar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut berhati-hati bicara soal calo anggaran.

''Karena saya punya info soal Wa Ode yang terima komitmen fee. Tapi Wa Ode terlena saat oleh sejumlah media disebut pahlawan anggaran. Sekarang saat dirinya terjerat hukum oleh KPK, ada yang mendorongnya untuk menarik-narik pihak lain yang tidak berhubungan dengan kasusnya,'' papar Mahfudz.

Sekjen PKS, Anis Matta pun mengakui adanya unsur politisasi dari tuduhan Wa Ode kepada dirinya. Menurutnya, langkah politisasi ini sebagai upaya serampangan yang dilakukan pihak-pihak tertentu karena sudah kehabisan amunisi untuk menjatuhkan dirinya dan PKS.

''Kita sih pasti tahu (siapa pihak yang bermain). Cuma menurut saya itu tidak produktif. Cara-cara seperti ini menunjukan orang itu kehilangan tema. Akhirnya lari ke black campaign. Cuma mereka tidak mengerti masalah,'' papar Wakil Ketua DPR tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement