Rabu 02 May 2012 13:14 WIB

Konflik Pilkada Kabupaten Puncak Jayapura Didamaikan Secara Adat

Pilkada (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Pilkada (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Konflik pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kabupaten Puncak, Jayapura yang telah berlangsung lebih dari satu tahun dan telah memakan korban akan segera diakhiri dengan perdamaian adat. Hal itu dikemukakan Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Puncak, Ir Esron Pasering.

"Proses perdamaian itu sendiri akan dilakukan secepatnya dengan proses adat, baik melalui istilah cuci darah, patah panah maupun tukar daging," katanya di Jayapura, Papua, Rabu.

Menurut dia, tim perdamaian yang telah terbentuk sesuai dengan SK bupati Kabupaten Puncak akan berupaya semaksimal mungkin mewujudkan rencana baik tersebut dalam waktu dekat ini. Menurut rencana, perdamaian itu juga akan dihadiri oleh dua tokoh utama yakni Simon Alom dan Elvis Tabuni.

"Pak Elvis dan Pak Simon akan hadiri perdamaian ini serta sejumlah pejabat penting lainnya," katanya.

Sebelumnya, perwira penghubung Polri untuk Kabupaten Puncak, AKP Wim M Mabel pada Selasa (1/5) mengemukakan, situasi terakhir di Ilaga, Kabupaten Puncak belum sepenuhnya kondusif karena belum ada perdamaian secara adat antara pihak Simon Alom dan Elvis Tabuni.

"Belum kondusif karena belum ada perdamaian antara dua kubu, yakni calon Bupati Puncak Simon Alom dan Elvis Tabuni," katanya.

Terkait pengamanan di Kabupaten Puncak, Mabel mengatakan, saat ini satu pleton Brimob Polda Papua, sedang berada di Puncak.

"Bupati telah menyurati Polda Papua untuk penambahan pasukan guna rencana perdamaian di Puncak, tetapi hingga saat ini belum ada jawaban," katanya.

Sementara itu, dua tokoh utama yang diduga menjadi pemicu konflik Pilkada di Kabupaten Puncak, Simon Alom dan Elvis Tabuni telah bersepakat untuk mengakhiri pertikian yang telah memakan 47 korban jiwa serta harta benda.

Kepada wartawan di Kota Jayapura Simon Alom dan Elvis Tabuni sepakat berdamai dan meminta kepada semua pihak termasuk pemerintah Provinsi Papua dan aparat keamanan TNI/POLRI untuk secara bersama-sama mendukung rencana perdamaian yang akan dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Puncak.

Seperti diberitakan pada akhir Juli tahun lalu, konflik Pilkada Kabupaten Puncak berawal dari bentrok kedua kubu pasangan bakal calon bupati Elvis Tabuni-Heri Dosinay dan bakal calon bupati Simon Alom-Yosian Tenbak saat akan melakukan pendaftaran.

Pemicu utama konflik adalah kedua bakal calon bupati itu mengantongi rekomendasi dari partai yang sama, yakni Gerindra. Massa kedua kelompok kemudian terlibat pertikaian di Ilaga hingga merembet ke sejumlah distrik. Puncak merupakan pemekaran dari kabupaten induk Puncak Jaya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement