Sabtu 28 Apr 2012 23:05 WIB

Belasan Ribu Warga Belum Terima Paket Konversi BBM

Program konversi BBM ke gas (ilustrasi).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Program konversi BBM ke gas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI – Sekitar 18 ribu lebih warga Kota Jambi belum menerima paket konversi minyak tanah ke gas. Jumlah itu diketahui setelah DPRD Kota Jambi menerima laporan data terbaru program konversi minyak tanah ke gas di Kota Jambi.

"Jumlah keseluruhan mencapai 18.500 kepala keluarga (KK) lebih belum menerima paket konversi. Yang paling banyak berada di kecamatan Jambi Selatan mencapai 5.573 KK," ungkap anggota DPRD Kota Jambi, Junedi Singarimbun,

di Jambi, Sabtu (28/4).

Namun, kata dia, secara keseluruhan dari delapan kecamatan yang ada, hampir seluruhnya terdapat warga yang belum menerima paket konversi. Jumlahnya pun mencapai angka ribuan lebih.

Diantaranya di Kecamatan Kotabaru, sebanyak 4.925 KK belum mendapatkan paket konversi. Kemudian di Kecamatan Jambi Timur sebanyak 2.216 KK juga belum menerima paket yang sama. Lalu di Kecamatan Telanaipura, warga yang belum mendapatkan paket konversi mencapai 3.607 KK. Di Kecamatan Pasar, sekurangnya ada 268 KK belum menerima paket konversi.

Selanjutnya di Kecamatan Jelutung, ada 1.234 KK terdata belum mendapatkan paket konversi. Sementara di Kecamatan Danau Teluk dan Pelayangan, masing masing 217 dan 483 KK yang belum menerima paket konversi.

Terkait hal itu, DPRD mendesak agar Pemkot Jambi dan Pertamina bisa segera menyelesaikan distribusi paket konversi tersebut. Mengingat, program konversi minyak tanah ke gas di Jambi telah dimulai sejak pertengahan 2011.

"Apalagi berdasarkan laporan Pertamina, khusus di Kota Jambi dari 88.688 KK penerima paket konversi, seluruhnya sudah 100 persen di distribusikan. Faktanya, masih ada warga belum menerima paket, ini perlu penjelasan," tegas Junedi.

Dia menambahkan, berdasarkan surat tembusan yang dilayangkan Pemkot Jambi kepada DPRD, diketahui adanya rencana pengajuan penambahan paket konversi ke pemerintah pusat. "Pemkot Jambi harus mengambil langkah alternatif terkait program ini, jangan sampai 2012 keluhan akan program konversi terus berlanjut," tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement