Sabtu 28 Apr 2012 18:53 WIB

Tak Perlu Putus Hubungan Diplomatik dengan Malaysia

Rep: Asep Wijaya/ Red: Chairul Akhmad
Seorang laki-laki berada dekat 2 foto TKI meninggal yang dipajang di lokasi otopsi di pemakaman keluarga Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgesela, Kecamatan Pringgesela, Selong, Lombok Timur, NTB.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Seorang laki-laki berada dekat 2 foto TKI meninggal yang dipajang di lokasi otopsi di pemakaman keluarga Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgesela, Kecamatan Pringgesela, Selong, Lombok Timur, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kematian tiga orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) akibat serangkaian peluru yang ditembakkan aparat kepolisian Malaysia memicu ketegangan antara dua negara tetangga itu.

Pengamat Hubungan Internasional asal Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, mengimbau pemerintah Indonesia jangan sampai memutus hubungan diplomatik dalam menanggapi kejadian itu.

Menurut Teuku, sikap tegas dan konsisten harus tetap ditunjukkan pemerintah Indonesia dalam menyikapi peristiwa yang menewaskan tiga orang TKI asal Lombok itu. Namun, ungkap dia, ketegasan dan konsistensi tersebut tidak harus diwujudkan dengan pemutusan hubungan diplomatik dengan Malaysia.

Teuku menjelaskan, ada beberapa hal yang harus ditempuh dalam penanganan kasus tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan verifikasi yang akan menjelaskan sebab dan kronologi peristiwa penembakan tersebut.

"Dari sana, baru ditentukan langkah selanjutnya yang kemudian diputuskan melalui kesatuan suara antara DPR, pemerintah, Migrant Care dan publik," ujar Teuku pada sebuah diskusi di Warung Daun, Cikini, Sabtu (28/4).

Menurut dia, Indonesia telah menjadi panutan dan teladan bagi sejumlah negara ASEAN. Keteladanan Indonesia ditunjukkan saat pemerintah menangani beberapa permasalahan yang menyangkut hubungan di dalam maupun luar negeri. Indonesia merupakan negara yang dikenal dapat menyelesaikan segala tantangan yang dihadapi.

"Jadi, dalam hal ini, Indonesia harus dapat menangani tantangan itu dengan tidak emosional, namun tetap tegas dan menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa," pungkasnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement