REPUBLIKA.CO.ID, KAYURINGIN -- Demam Korea sepertinya sudah menjangkiti ke seantero negeri dan lapisan masyarakat, termasuk para seniman Bekasi yang ternyata lebih menyukai film Korea, dibanding sinetron Indonesia.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Dewan Kesenian Bekasi, Wajir, dalam perbincangannya dengan Republika, Sabtu (28/04). "Pusing saya sama sinetron. Ceritanya nggak ganti, muter-muter," ujarnya.
Menurut warga asli Bekasi ini, sinetron tidak mencerminkan karakter asli Indonesia. Materi cerita cenderung monoton dan berulang. Belum lagi pemanjangan cerita yang cenderung dipaksakan. Unsur pendidikan hampir tidak ada dalam tiap penayangannya. Wajir mengatakan, pamer kekayaan menjadi topik utama dalam sinetron.
Plot cerita Indonesia, cenderung berkiblat pada India dan Korea. "Yang berkembang justru Korea. Drama mereka memperlihatkan plot yang matang. Perancangan cerita dilakukan dengan benar tiap episode. Sehingga, alur cerita tidak membosankan dan mantap," kata alumnus Padepokan Bagong Kusudiardjo ini.
Warji hampir tidak pernah menonton sinetron. Dirinya lebih menyukai tayangan malam, yang menyuguhkan film action. Menurutnya alur cerita, visualisasi, dan akting pemain dilakukan lebih mantap.