REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kendati telah dibantah oleh pemerintah, kecurigaan adanya penjualan organ tubuh tak lantas berhenti. Migrant Care menilai persoalan tewasnya tiga tenaga keja asal Indonesia di Malaysia haruslah dilihat beberapa hal. Pertama, kata Direktur Migrant care Anis Hidayah, adalah soal dugaan terjadinya penjualan organ. Selain itu ada juga soal penembakan oleh aparat kepolisian negeri jiran.
Pada kasus pertama, lanjut dia, adalah menjadi yang harus diperhatikan pemerintah. Imbauan tersebut disampaikan pihaknya menyusul pernyataan pemerintah yang mengatakan bahwa tidak terjadi penjualan organ-organ tubuh TKI yang tewas beberapa waktu lalu.
Tapi, ungkap Anis, ketika pihaknya melakukan akomodasi fakta-fakta yang ada, dugaan penjualan organ menjadi semakin kuat. "Keluarga korban pernah melihat ada bagian tubuh yang tidak lengkap, yakni hilangnya salah satu bola mata," kata dia dalam acara diskusi di Jakarta, Sabtu (27/4).
Karena itu, pihaknya menganggap penjualan organ masih besar terjadi. Ketika itu, sambungnya, salah satu keluarga korban pada saat proses otopsi melihat bahwa pada bagian mata korban tidak seperti manusia utuh lainnya, yakni ada lubang. Selain itu, kata dia, ada juga pada bagian organ dalam korban yang terputus. Lalu, ada juga pada bagian kepala yang sudah terlihat tidak terdapat otak, melainkan diisi benda-benda plastik.
Menurut Anis, pendeteksian tersebut tidaklah memerlukan seorang tenaga ahli untuk memastikan ada organ yang hilang. "Dengan kasat mata saja sudah bisa," ujarnya.