Jumat 27 Apr 2012 18:34 WIB

'Malaysia Jangan Anggap Semua TKI Penjahat'

Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Foto: Antara/Ismar
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Jakarta Hikmahanto Juwana menyatakan, Polisi Malaysia tidak seharusnya menggeneralisasi bahwa semua TKI berperilaku buruk.

"Peristiwa ditembaknya tiga orang TKI oleh polisi Malaysia perlu mendapat klarifikasi sebagaimana yang dikehendaki oleh Menlu," katanya dalam keterangan pers yang disampaikan di Jakarta, Jumat.

Ia menyatakan, konferensi Pers Menlu dan Polri terkait hasil otopsi yang menyatakan tidak ada organ yang hilang harus dihormati oleh semua pihak.

"Seandainya Polri cepat dan tanggap melakukan otopsi di awal terkuaknya isu ini maka pemberitaan di media dan apa yang ditangkap oleh publik tidak terlalu sesat dan cenderung liar," katanya.

Ke depan, kata Hikmahanto, harus menjadi pelajaran berharga agar spekulasi bisa ditepis dan tidak membiarkan media serta publik dalam berbagai kecurigaan.

"Konsekuensinya adalah hubungan kedua negara dapat terpengaruh dengan berbagai spekulasi," katanya. "Sejak awal sudah saya ingatkan agar Polisi segera melakukan otopsi sehingga tidak menyulitkan posisi Menlu dan Presiden yang terus mendapat tekanan dari publik," katanya.

Hal lain yang perlu disambut adalah keinginan Menlu untuk mencari tahu dan mendorong pemerintah Malaysia memberi penjelasan tentang penembakan terhadap tiga TKI. Bila terjadi pelanggaran, agar dilakukan proses hukum dan perwakilan Indonesia dapat melakukan pengawalan.

Keinginan Menlu ini penting karena ada kecenderungan aparat penegak hukum di Malaysia kerap melakukan kekasaran terhadap para TKI ketika mereka tertangkap.

"Bisa jadi perlakuan kasar ini dilakukan karena kekesalan polisi Malaysia terhadap para TKI yang melakukan pelanggaran hukum dan tindak kejahatan," katanya.

Namun Polisi Malaysia tidak seharusnya menggeneralisasi bahwa semua TKI berperilaku buruk dan menganggapnya sebagai penjahat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement