Kamis 26 Apr 2012 22:19 WIB

Hatta Berharap Mei Kebijakan BBM Diluncurkan

Rep: Fitria Andayani/ Red: Hafidz Muftisany
M Hatta Rajasa  Connectivity is the keyword of the Coordinating Minister of Economy M Hatta Rajasa’s big idea. Despite his position in economy sector, he is not an economist. He is a scholar of petroleum engineering in ITB. His way of thinking is pragmatic
Foto: Republika/Adhie Sambogo
M Hatta Rajasa Connectivity is the keyword of the Coordinating Minister of Economy M Hatta Rajasa’s big idea. Despite his position in economy sector, he is not an economist. He is a scholar of petroleum engineering in ITB. His way of thinking is pragmatic

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meskipun telah memberikan ancang-ancang untuk melakukan pembatasan, namun pemerintah tak kunjung memastikan waktu pelaksanaan rencana tersebut. Namun pemerintah berharap, pembahasan tentang opsi pembatasan bisa diselesaikan pada bulan Mei.

 “Ya nanti bulan Mei ini kan kita harapkan rampung. Tapi saya tidak ingin berspekulasi tanggal berapannya,” kata Menteri Perekonomian, Hatta Radjasa, Kamis (26/4). Menurutnya, pemerintah telah belajar dari kesalahaan saat mengungkapkan wacana kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu.

“Kita sudah belajar, betapa besar energi kita habis pada waktu itu. Jangan sampai kita bicara pengendalian itu rame lagi. Sekarang banyak orang yang akan menolak pengendalian. Ini naik tidak boleh, pengendalian tidak boleh. Ya terus bagaimana APBN kita?” katanya.

Menurutnya, bila pemerintah bisa merampungkan strategi pembatasan pada Mei mendatang, mekanisme tidak langsung dijalankan. “Kecuali  bagi kendaraan yang di bawah pemerintah, BUMN, dan BUMD. Mereka harus langsung berhemat. Sedangkan untuk ke publik harus lebih hati-hati,” katanya.

Menteri ESDM, Jero Wacik menyatakan, ada beberapa opsi pembatasan yang telah diputuskan. Terutama untuk mobil pemerintah selanjutnya tidak boleh menggunakan premium. “Semua harus pertamax, tapi tetap dimulainya Jabodetabek yang sudah ada persediaan pertamax. Di daerah yang belum ada pertamaxnya tidak bisa dipaksakan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement