JAKARTA - Terbatasnya sumber daya manusia (SDM) membuat pasar industri informasi dan teknologi (IT) Indonesia di ASEAN hanya 70 persen."Indonesia belum mampu menguasai sepenuhnya pangsa pasar IT ASEAN. Kondisi itu disebabkan minimnya SDM yang bergerak di sektor IT," kata Direktur Pengembangan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Isa Azhari di Jakarta, Kamis (26/4).
Selain masalah SDM, kata Isa, pelaku usaha IT juga dihadapkan pada perizinan hak atas kekayaan intelektual (HAKI). "Di Indonesia, belum ada jaminan HAKI di bidang industri kreatif seperti industri IT. Akibatnya, banyak 'software' buatan Indonesia yang dibajak dan diperjualbelikan secara bebas," ungkapnya.
Sedangkan Vice Chairman of Information Technology & Telecommunications Kamar dagang dan industri Indonesia (Kadin), Didie W Soewondho, mengatakan potensi industri IT di dalam negeri cukup tinggi. Sektor ini dapat membukukan pendapatan Rp350-400 triliun tiap tahun dengan pertumbuhan 15-20 persen.
"Pemerintah bisa menempatkan IT sebagai sektor prioritas dalam proyek MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Bidang ini bisa menyajikan konektivitas terutama telekomunikasi," katanya.
Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur (BIM) Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan pemerintah akan mendorong investasi di industri telekomunikasi. Langkah itu diambil seiring penerapan pembebasan pajak penghasilan dalam periode waktu tertentu (tax holiday) dengan kriteria investasi minimal Rp1 triliun.
"Kebijakan 'tax holiday' diberlakukan untuk mendorong minat perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi untuk berinvestasi di Indonesia," ujarnya.