Rabu 25 Apr 2012 14:06 WIB

Menko Polhukam: Penjualan Organ TKI Baru Dugaan

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Djibril Muhammad
Menko Polhukam Djoko Suyanto
Menko Polhukam Djoko Suyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menko Polhukam, Djoko Suyanto, menyatakan penjualan organ tiga TKI yang meninggal di Malaysia baru sebatas dugaan. Ia meminta semua pihak tidak terburu-buru membuat kesimpulan dan menunggu hasil otopsi yang tengah dilakukan.

"Begini, ini semua masih diselidiki. Masih dugaan-dugaan. Semua sedang diselidiki oleh Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Malaysia," ujar Djoko usai menghadiri peringatan Hari Otonomi Daerah (Otda) XVI tahun 2012 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/4).

Penyelidikan tersebut, kata Djoko, menyangkut tiga hal. "Pertama, apakah benar mereka (TKI) melakukan tindakan kriminal. Itu kan yang ditanyakan. Itulah yang sekarang diselidiki oleh Menteri Luar Negeri dan Kedutaan. Dan itu kan sejak kejadian sudah ditangani juga," kata Djoko.

Kedua, mengenai tindakan kepolisian Malaysia terhadap TKI yang melakukan tindak pidana. "Kalau memang melakukan tindak pidana itu tindakan dari kepolisian mereka seperti apa. Itu yang juga ditanyakan," kata Djoko.

Ketiga, menyangkut isu penjualan organ tubuh TKI. "Tentang isu penjualan (organ) itu kan baru dugaan. Tapi sudah ribut seolah ada penjualan organ tubuh," kata Djoko.

Oleh karena itu, kata Djoko, jangan terburu-buru marah atas isu penjualan organ tersebut. "Otopsinya mari kita lihat. Kan belum dibuka, belum apa-apa. Oleh karena itu kita tidak boleh terburu-buru. Bukan kita menerima seperti itu, tapi jangan kita bertindak sesuatu hanya berdasarkan praduga. Harus dilihat dulu kejadian sebenarnya seperti apa," imbuh Djoko.

Djoko juga tidak mau mengkaitkan isu tersebut dengan isu moratorium TKI. "Tidak usah menebak-nebak dulu. Ini diselidiki saja belum. Selidiki dulu yang pasti bagaimana, kejadiannya seperti apa, keputusannya nanti. Kalau hanya praduga-praduga kemudian kita marah, keliru nanti kita melangkah," kata Djoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement