REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga mengenang almarhum Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo yang meninggal di Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu siang, sebagai sosok yang sederhana dan murah senyum.
"Mendiang merupakan sosok yang sederhana, murah senyum dan mudah akrab dengan siapa saja," ujar Kakak ipar dari Widjajono, Dewanto Prasetyo di rumah duka di Jakarta Selatan, Sabtu malam.
Dewanto juga mengenang sosok adik iparnya tersebut sebagai sosok yang unik karena berambut gondrong. "Mendiang juga orang yang rajin berolah raga. Setiap hari, usai salat Subuh, langsung berolah raga hingga pukul 06.00," kenang Dewanto yang bekerja di Kementerian Luar Negeri itu.
Oleh karena itu, lanjut dia, tak heran meski berusia 60 tahun, Widjajono tetap melakoni hobi mendaki gunungnya itu. "Beliau bertemu dengan adik saya, ketika sama-sama meneliti di UI," jelas dia.
Jenazah Widjajono diterbangkan dari Nusa Tenggara Barat ke Denpasar, dan kemudian dibawa dengan pesawat Hercules ke Jakarta. Diperkirakan jenazah sampai di Jakarta sekitar pukul 21.30 Wib.
Mendiang semasa hidupnya telah mendaki kurang lebih 40 gunung baik di dalam maupun luar negeri. "Saya tidak pernah berhasil melarang beliau untuk tidak melakukan hobinya mendaki gunung. Mungkin memang jalannya sudah seperti ini," ujar Istri Widjajono, Ninasapti Triaswati.
Mendiang meninggalkan seorang istri dan seorang anak perempuan. Jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga di San Diego Hill, Karawang, Jawa Barat pada Minggu siang.
Widjajono diangkat menjadi Wamen sekitar enam bulan yang lalu. Sebelum menjabat sebagai Wamen, lelaki kelahiran Magelang 16 September 1951 itu mengajar di almamaternya di Institut Teknologi Bandung.
Widjajono dikenal sebagai sosok pejabat yang rendah hati dan unik karena berambut gondrong. Semasa hidup, mendiang dikenal akrab dengan wartawan.