Sabtu 21 Apr 2012 13:07 WIB

Geng Motor Dampak Kekurangan Ruang Terbuka?

Rep: Rosmha Widiyani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ruang publik terbuka dengan aktivitas pemuda
Foto: Raumlabor.net
Ruang publik terbuka dengan aktivitas pemuda

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI TIMUR - Keberadaan geng motor merupakan dampak kurangnya ruang terbuka hijau. Pandangan itu disampaikan pengamat perkotaan, Yayat Supriyatna. "Anak muda perlu menunjukkan eksistensi dan kekuatan diri. Mereka perlu memunjukkan agresivitasnya," ujarnya.

Anggota geng motor umumnya berusia remaja, 14 sampai 22 tahun. Pada usia ini, menurut Yayat, remaja ingin menunjukkan siapa dirinya. Untuk itu mereka membutuhkan penyaluran energi yang besar.

Akibatnya mereka mencari ruang, dimana saja yang bisa menjadi tempat penyaluran. "Misalnya di Kemayoran ada bekas landasan pacu. Anak muda dari Warakas, dan wilayah lain di Jakarta Utara kumpul di situ. Mereka berpacu siapa yang paling unggul."

Faktor pemicu kedua adalah kontrol masyarakat yang kian rendah. Yayat menilai saat ini organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna, tidak ada lagi gaungnya. Padahal organisasi kepemudaan punya arti penting, sebagai tempat saling mengenal.

Dalam organisasi ini mereka bisa mengeluarkan energi dan aspirasinya. Peran ini semakin tergerus telepon seluler. Padahal organisasi kepemudaan adalah alat pantau prilaku remaja.

Penyebab lain, adalah remaja selalu ingin menunjukkan eksistensinya. "Mereka ingin terkenal. Masalahnya saat ini melakukan hal baik dan jahat bisa terkenal. Relativitas baik dan benar semakin goyah, tergantikan nilai ekonomi. Aturan yang ditetapkan tidak mempan, akibatnya terjadi struktur yang tak lagi terorganisir," kata Yayat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement