Jumat 20 Apr 2012 16:46 WIB

Sultan HB X Sesalkan Konflik Pakualaman

Rep: Yoebal Rasyid/ Red: Hafidz Muftisany
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri)
Foto: Republika/Prayogi
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY Sri Sultan HB X  mengatakan ia tak mengerti kenapa permasalahan di Puro Pakualaman ini baru muncul sekarang, setelah Paku Alam IX (KPH Ambarkusomo) naik tahta.

''Saya cuma berpikir, kenapa tidak dari dulu tetapi setelah 12 tahun. Mungkin jika ini muncul dan dilakukan sejak dulu tidak akan muncul wacana seperti ini. Apalagi Anglingkusumo merupakan orang yang pro terhadap pemilihan,'' kata Sultan.

''Bagaimanapun mas Angling kan pro pemilihan. Muncul setelah pilwalkot. Itu kan pertanyaan perkara dijawab atau tidak ya sudah,'' tambahnya.

Anglingkusumo yang didaulat menjadi Paku Alam IX juga menepis jika pengukuhan ini ada kaitan dengan RUUK dan pilwalkot.

Menurut Angling, ia sendiri sebelumnya tidak pernah menyangka akan dikukuhkan mejadi Pakulaman oleh Masyarakat Adikarto dan masyarakat Hukum Adat Sabang-merauke.

Saat itu, kata Angling, ia  hanya datang diundang menghadiri tradisi sedekah bumi. Mengenai permasalahan internal di Pura Paku Alam, kata Angling, ia sudah 12 tahun ini memilih diam dan berusaha melakukan rekonsiliasi. Namun, tambahnya, selanjutnya malah datang ''mukjizat'' dimana masyarakat Adikarto sendiri mengukuhkannya saat sedekah bumi itu.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement