Kamis 19 Apr 2012 15:49 WIB

PKS Bantah Mainkan Politik 'Koalisi Kodok'

Suasana rapat paripurna yang membahas RUU tentang Perubahan UU No.22 Tahun 2011 tentang APBN 2012 terkait subsidi BBM di Gedung DPR-MPR, Senayan, Jakarta, Jumat (31/3).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto Republika/Edwin Dwi Putranto
Suasana rapat paripurna yang membahas RUU tentang Perubahan UU No.22 Tahun 2011 tentang APBN 2012 terkait subsidi BBM di Gedung DPR-MPR, Senayan, Jakarta, Jumat (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pangkalpinang dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dodi Kusdian, membantah tudingan bahwa partainya memainkan politik "koalisi kodok".

"Terkait dengan pandangan bahwa PKS 'berkoalisi kodok' saat ada usulan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu, kami tegaskan kami berjuang sesuai platform partai. Yakni, kami membela kepentingan rakyat," kata Dodi saat ditemui Antara di DPRD Kota Pangkalpinang, Kamis.

Dodi mengatakan bahwa PKS sejak awal memiliki paradigma berpolitik yang berbeda dari partai-partai lain. Hal tersebut, menurut Dodi, yang tidak bisa diterima oleh tataran politik nasional.

"Kami mengembangkan paradigma baru dalam berpolitik. Kami ini partai dakwah yang memperjuangkan kebaikan bagi umat,'' katanya. ''Jadi, perjuangan kami ada bersama umat."

Mengenai tudingan bahwa PKS tidak berkomitmen, Dodi menyatakan PKS memberi dukungan pada kebaikan sesuai dengan platform partai yang merefleksikan visi, misi, program dan sikap partai terhadap berbagai persoalan Bangsa Indonesia. Istilah "koalisi kodok" mengemuka setelah keputusan Rapat Paripurna DPR RI mengenai harga BBM bersubsidi ditetapkan pada 31 Maret lalu.

Dukungan PKS atas opsi menolak kenaikan BBM dinilai bertentangan dengan komitmen koalisi. Ibarat kodok, PKS dinilai ingin menikmati hidup di dua alam yakni daratan pemerintah dan kolam popularitas oposisi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement