REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Hanya butuh 10 tahun bagi zakat untuk menuntaskan kemiskinan di Indonesia. Badan dan Lembaga Amil Zakat (BAZ dan LAZ) berperan penting dalam upaya kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum BAZNAS, Didin Hafidhuddin di Semarang, Rabu (18/4).
Tahun lalu, pengumpulan zakat mencapai Rp 1,8 triliun. Target tahun ini dapat melampaui Rp 2 triliyun. Jumlah fakir miskin yang terlayani oleh zakat mencapai 2,8 juta mustahiq, yakni 9,09 persen penduduk Indonesia. Saat ini, jumlah fakir miskin di Indonesia mencapai 34 juta. Maka, dapat dikalkulasikan, dalam 10 tahun zakat mampu tuntaskan kemiskinan.
"Kemiskinan dapat dilakukan dengan pendekatan zakat. Pemerintah percaya BAZ dan LAZ mampu menkadi leading factor di dalam pengentasan kemiskinan," ujar Didin. Untuk mencapai hal tersebut, menurut Didin, terdapat empat langkah yang harus diperhatikan.
Pertama, melakukan sosialisasi edukasi tentang zakat kepada masyarakat. Kemudian penguatan amil zakat. Ketiga, yakni program pemberdayaan yang secara umum ada dua jenis, pemberian langsung dan pemberian bersifat produktif atau pemberdayaan ekonomi. Terakhir, koordinasi sinergi dalam pengelolaan zakat.
Dalam pelaksanaan upaya tersebut, kata Didin, perlu dukungan pemerintah daerah. "Daerah yang kuat amil zakat yang dapat dukungan dari pemda. Pemda punya peran penting," tuturnya.
Didin juga mengatakan, setiap tahun, pengumpulan zakat selalu meningkat. Kecenderungan masyarakat untuk berzakat pun meningkat tiga persen. Dengan bergerak bersama umat, kata ustadz zakat tersebut, bukan tak mungkin merealisasikan penuntasan kemiskinan dan menciptakan? keaejahteraan masyarakat.