Rabu 18 Apr 2012 12:28 WIB

Mengenang Sudomo: Saya Memang Banyak Dosa!

Sudomo
Foto: Edi Yusup/Republika
Sudomo

REPUBLIKA.CO.ID, Almarhum Laksamana (Purn) Sudomo semasa hidupnya selalu menjadi perhatian media. Keputusannya untuk kembali memeluk Islam pada 1997 sempat heboh. Saat itu, ia masih menjabat sebagai ketua Dewan Pertimbangan Agung. Inilah salah satu berita tentang Sudomo yang pernah dimuat Harian Republiak pada edisi Ahad, 10 Agustus 1997 yang ditulis wartawan Republika, Damanhuri Zuhri.

Sudomo Bicara:

Saya memang Banyak Dosa!

JAKARTA -- Lama tak jadi bahan berita, tiba-tiba pekan lalu Ketua DPA Sudomo membuat sensasi baru: Masuk Islam! Ia tak tegas menyebut apakah sebelumnya pernah jadi muslim. Ia cuma bercerita, saat kecil suka tidur di langgar. Kedua orangtuanya -- Mohtamihardjo dan Saleha -- konon adalah santri yang dekat dengan Masyumi.

Sabtu kemarin, tokoh yang dibesarkan di Kampung Arab, Malang, Jatim, ini mau juga berbicara soal 'kembalinya' dia ke Islam. ''Ini semata-mata soal pribadi. Tak ada kaitan dengan politik atau rencana kawin lagi,'' katanya ketika dikerubuti wartawan seusai Pembukaan Sarasehan Pembekalan bagi calon anggota DPR RI di Istana Negara, kemarin.

Ia lalu bertutur, niatnya memeluk Islam sudah ada sejak ayahnya meninggal tahun 1970-an, disusul kepergian ibunya. ''Mereka waktu itu titip pesan, agar kamu (Sudomo) kembali (ke Islam). Itu juga yang dikatakan adik-adik saya.''

''Karena ini pesan,'' sambungnya, ''ya kita hormati, Tuhan Yang Mahakuasa, ya orangtua, guru. Itu dasarnya. Jadi saya mikir-mikir keseluruhannya. Dan yang lain, orang kalau sudah berumur senja itu, kita di dunia ini 'kan sementara.''

Dengan polos, tokoh yang pernah ditakuti ketika menjabat Pangkopkamtib ini mengaku merasa telah banyak berbuat dosa. ''Saya memang banyak dosa. Mencekal Petisi 50, membreidel koran ... ha... ha... Nah itu mikir-mikir, ya sekarang membuat kebaikan. Ini sedang dalam persiapan-persiapan. Tentu nanti ada formalnya, gitu, untuk ndak ngrepotkan. Tunggu sampai formalnyalah,'' kata dia.

Sudomo lalu menambahkan, karena sudah menapak umur senja, dia melihat hidup di dunia ini hanya sementara. ''Harus eling (ingat), takwa, dan beramal,'' katanya bak pengkotbah.

''Wah, Kyai Mawardi Labay kalah sama Pak Domo, dong'' gurau wartawan. Kyai Mawardi adalah ustadz yang kenal dekat Sudomo dan kerap diundang berceramah agama di rumah mantan Menaker itu. Menjawab gurauan wartawan tadi, Sudomo balik bercanda sambil menunjuk dirinya, ''Ha ... Ha ... memang ini kyai ...''

Meski sudah merasa berumur senja, namun tokoh flamboyan ini tetap ceplas-ceplos ketika wartawan bertanya apakah dia sudah memiliki calon istri baru. ''Lho, calonnya 'kan banyak. Antre ...'' Yang dari Gresik itu bagaimana, Pak, tanya wartawan lagi. ''Kok Gresik?! Bojonegoro ....'' Geeerr....wartawan pun tertawa. Beberapa bulan lalu mantan Menko Polkam ini memang pernah digosipkan sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita dari Bojonegoro.

''Jadi, gosip itu betul?'' tanya wartawan lagi. ''Lho, kok betul. Dia (wanita yang digosipkan itu) yang ngomong sendiri bertemu saya. Bagaimana sih,'' katanya ringan.

Jadi akan menikah? Masih dengan nada canda Sudomo menjawab, ''Kalau nanti sudah terima undangan dari saya, baru resmi.'' Kapan, Pak? ''Nggak tahu sama yang mana, 'kan gitu. Untungnya ya begini, kalau banyak pacar orang nggak tahu, toh. Mau gosip-gosip ya boleh saja, nggak apa-apa. Bingung sendiri jadinya, sama yang mana ini sebenarnya,'' katanya lagi.

Dia lalu menambahkan, hidup dimulai bukan pada umur 40 tahun, tapi 70 tahun. ''Itu kebangkitan kedua,'' kata dia santai. ''Tapi umur 40 itu memang tingkat yang tertinggi, dan kan kita mulai menurun toh, kehidupan seks kan ndak bisa tiap hari lagi,'' katanya.

Itulah dia Sudomo. Sedang serius maupun bercanda dia selalu berusaha menjadi bahan berita. Dan hanya dia sendiri yang bisa menjawab jujur apakah niatnya masuk Islam serius atau bercanda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement