Rabu 18 Apr 2012 11:15 WIB

Ahmad Heryawan: Bangsa Asia Afrika Terjajah Bencana Kemanusian

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
Foto: Adji sambogo/Republika
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, mengatakan negara-negara Asia Afrika sampai saat ini belum lepas dari bencana kemanusiaan. Yakni, mereka belum terlepas dari keterjajahan di bidang sosial budaya dan ekonomi dari negara-negara lain yang lebih kuat.

"Kemerdekaan politik tidak cukup apabila tidak diikuti oleh kemerdekaan ekonomi dan sosial budaya," kata Ahmad Heryawan sebagai pembicara kunci pada pembukaan peringatan 57 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Gedung Merdeka, Bandung, Rabu.

Negara-negara di kawasan Asia Afrika sebelum pelaksanaan KAA pada 1955 sebagian besar masih dalam keadaan terjajah oleh negara-negara Benua Eropa. Dampak menghancurkan dari kolonialisasi yang berlangsung hingga berabad-abad itu adalah hilangnya pengetahuan lokal dari suku bangsa yang terjajah sehingga tidak dikenali lagi oleh generasi penerus bangsanya.

"Sistem pengetahuan lokal dari kalangan suku bangsa dari negara yang terjajah mengalami kerusakan dan tidak dikenali lagi oleh generasi penerusnya," ujar Ahmad.

Bahkan, lanjut dia, UNESCO mencatat bahwa saat ini setiap hari terdapat lima bahasa lokal suatu suku bangsa yang punah akibat tidak digunakan lagi oleh penerusnya. "Ini merupakan bencana kemanusiaan yang mengurangi kekayaan peradaban manusia di muka bumi," katanya.

Selain menghadapi keterjajahan sosial budaya, negara-negara Asia Afrika juga masih bergelut dengan keterbelakangan ekonomi sehingga terbelit oleh utang luar negeri yang besar. "Utang luar negeri yang besar ini bisa memicu kebangkrutan suatu negara apabila tidak ditemukan cara untuk keluar dari belitan utang itu," tuturnya.

Karena itu, Ahmad berharap agar negara-negara Asia Afrika tetap memegang teguh prinsip Dasa Sila Bandung yang dilahirkan dari KAA pada 1955. Sehingga, negara-negara tersebut dapat mencapai kemerdekaan penuh di segala bidang kehidupan.

"Dasa Sila Bandung sebagai buah dari Konferensi Asia Afrika pada 1955 masih relevan diaplikasikan dalam kehidupan hari ini," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement