REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Aparat kepolisian didesak untuk mengungkap pelaku pembunuhan Kelasi Satu Arifin Siri (25) yang tewas dianiaya geng motor di Pademangan, Jakarta Utara pada (31/3) silam.
"Sudah sekitar 17 hari belum jelas pelaku pembunuhan anak saya, polisi diminta mengusut kasus ini sampai tuntas," kata Siti Marzudi Zulkarnaen ibu angkat korban Arifin Siri, dikediamannya Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu.
Dia mengisahkan, anaknya dikabarkan koma pada Sabtu (31/3) sekitar pukul 03.30 WITA. Ibu Siti pun berencana ke Jakarta untuk menjenguk anaknya itu, namun sekitar pukul 23.30 WITA ada kabar bahwa Arifin telah meninggal dunia, dan mayatnya akan dibawa ke Kupang pada Minggu (1/4). "Padahal saya sudah siapkan koper untuk ke Jakarta," katanya.
Menurut Siti, kabar kematian putra angkatnya tersebut dilakukan oleh geng motor saat hendak melerai pertikaian antara geng motor dan sopir truk.
Ia dikabarkan ditikam dibagian perut hingga menembus jantung dan bagian kepala hancur hingga pembuluh darahnya pecah.
Dia menyesal kenapa anaknya harus dibunuh oleh geng motor, karena anaknya sejak kecil terkenal sangat baik dan anak rumahan.
"Kalau Arifin itu anak nakal tidak mungkin dia jadi anggota TNI AL. Bahkan, dia tidak pernah tergabung dalam geng motor sejak kecil," katanya. Karena itu, dia meminta agar polisi mengungkap kasus ini dan menghukum seberat-beratnya pelaku pembunuhan itu.
Ibu Siti mengaku kecewa dengan kinerja aparat kepolisian, karena sudah 17 hari belum juga terungkap pelaku pembunuhan anaknya.
"Saya harap polisi bisa ungkap geng-geng motor yang bunuh anak saya," katanya.
Pengeroyokan Arifin, anggota TNI AL dari satuan Almabar berpangkat Kelasi, terjadi pada Sabtu (31/3) sekitar pukul 02.30 WIB di Jalan Benyamin Sueb Kelurahan Pademangan Timur Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Korban Arifin saat itu berusaha melerai sekelompok pemuda geng motor yang ingin menganiaya seorang supir truk.