REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mobil berbahan bakar gas buatan tim Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalani test ujicoba perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta. Tim ujicoba mobil gas UGM sendiri dilepas Rektor UGM, Sudjarwadi dan Dekan Fisipol yang juga rektor terpilih Pratikno di halaman Balairung, Selasa (17/4).
"Ini langkah UGM melakukan sinergi hasil penelitian yang tak hanya berhenti skala laboratorium, ambisi kita teknologi yang diterapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat," kata Sudjarwadi pada pelepasan tom ujicoba tersebut.
Jayan Sentanuhady pakar otomotif UGM yang juga tim mobil gas UGM mengatakan, mobil gas ini menggunakan konverter kit hidrogen. Dengan konverter kit ini desain konverter kit mobil gas menggunakan tangki bahan bakar tipe 2 dengan kapasitas 60 liter air atau setara 16 liter skala premium (lsp).
Desain konverter kit ini menggunakan teknologi cukup sederhana dengan harapan bisa diproduksi secara massal. "Uji kehandalan komponen konverter kit, yaitu katup Compressed natural gas (CNG) serta membran penstabil tekanan tinggi tingkat dua dan tekanan rendah tingkat tiga perlu. Katub sendiri berfungsi menyalurkan gas dan menurunkan tekanan tinggi dari tabung agas pada tekanan 200 bar hingga menjadi 30 bar," tegas Jayan.
Dalam penelitian tim UGM, konverter kit telah dipasang pada mobil kapasitas mesin 1.600 cc dan mampu melaju dengan kecepatan 120 km per jam. “Ada selisih signifikan penggunaan bahan bakar gas,” tukas dia.
Menurutnya, penggunaan gas lebih hemat sekitar 20 persen dibanding premium. Pasalnya, pemakaian 1 lsp gas dapat menempuh jarak 12 kilometer.
Sementara itu, Yusril Yusuf, Kepala Bidang Pengembangan dan Layanan Riset Industri LPPM UGM menambahkan dengan upaya ini UGM diharapkan bisa memberikan sumbangan besar bagi optimalisasi energi alternatif di Indonesia. "Selain mobil gas, ada juga kendaraan dengan sumber penggerak listrik yang kita angkat juga," tandasnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
