REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG---Sejumlah petugas stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Bandarlampung menyebutkan hanya sebagian kecil pengendara mobil mewah di daerah itu yang menggunakan pertamax, itu pun dicampur dengan premium.
"Pengendara mobil mewah yang membeli pertamax untuk dicampur dengan premium menjadi pemandangan sehari-hari. Sangat jarang mobil mewah yang hanya menggunakan pertamax," kata Agus, salah satu petugas SPBU di kawasan Jalan Hasanudin Bandarlampung, Selasa (17/4).
Petugas SPBU lainnya, seperti di Jl Pattimura dan Gatot Subroto, juga menyebutkan hal senada, yakni pengendara makin enggan menggunakan pertamax sejak harganya melambung.
Sementara itu, hasil pemantauan juga menunjukkan mobil berdaya mesin 2000 CC ke atas masih tetap menggunakan premium, karena harganya yang jauh lebih murah.
Pada awal April, harga pertamax mencapai Rp 10.270/liter, sedang harga premium dan solar hanya Rp 4.500/liter.
"Saya pernah tanya kenapa mereka tidak pakai BBM nonsubsidi, kebanyakan sih jawabnya bilang tidak mampu atau bilang terlalu mahal, saya terkadang merasa heran padahal mobilnya bagus," kata Agus.
Mobil-mobil mewah yang menggunakan premium itu, antara lain Toyota Alphard, Honda CRV, Kijang Inova, Toyota Fortuner dan Mercedes Benz. Meskipun demikian, Agus menambahkan, tidak semua mobil mewah tersebut menggunakan premium, karena ada beberapa mobil yang mencampurnya dengan pertamax, "Banyak mobil-mobil mewah yang beli pertamax Rp 100 ribu ditambah premium Rp 50 ribu," kata dia memaparkan.
Ia menerangkan, penjualan pertamax menurun sejak kenaikan harga BBM nonsubsidi itu yang mencapai Rp 10.270/liter awal April lalu. "Sebelumnya penjualan pertamax mencapai 1.000 liter/hari, namun sejak kenaikan harga kini hanya 700-800 liter per hari," kata dia.
Sedangkan penggunan premium justru meningkat. Penjualan premium di SPBU itu biasanya 20 kiloliter dalam sehari, kini mencapai 22-23 kiloliter/hari.
Sementara itu, pengawas SPBU di Gatot Subroto, Tukiman, mengatakan dirinya sudah sering mengingatkan pengguna mobil mewah untuk mengisi kendaraannya dengan BBM nonsubsidi. "Kami sering mengingatkan mereka, tapi ya jawabnya pakai premium juga bisa jalan kok mobilnya," katanya.
Ia mengaku kesulitan dan tidak bisa membatasi atau melarang mobil-mobil mewah untuk mengisi BBM bersubsidi.
"Ya yang seperti itu tidak bisa dilarang, jadi memang semuanya sesuai kesadaran masing-masing, harusnya yang punya mobil mewah pakainya BBM nonsubsidi," katanya.