REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ekonomi hijau (Green Economy) memang belum populer di Indonesia. Layaknya yang telah diterapkan di berbagai negara maju, Ekonomi Hijau telah memberikan inovasi terdepan. Bukan hanya dari sisi teknologi namun juga dari sisi efisiensi energi (penghematan) dan kelestarian lingkungan. Ekonomi Hijau ini dalam beberapa tahun mendatang akan menjadi satu-satunya pilihan yang terbaik bagi dunia termasuk Indonesia, dalam rangka pembangunan yang pro-poor dan pro-growth tanpa merusak lingkungan.
Saat ini Indonesia sedang memulai sebuah program model Ekonomi Hijau yang akan diterapkan dalam proyek pembangunan yang dikenal dengan Reducing Emission from Deforestation and Degradation (REDD+). Program REDD+ ini diharapkan akan menjadi 'jembatan' bagi Indonesia untuk menerapkan Ekonomi Hijau dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah karbon. Hal itu pula yang disampaikan Deputi I bidang Perencanaan dan Hubungan Internasional Unit Kerja Presiden untuk Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan (UKP4), Heru Prasetyo.
"Saat ini Indonesia membutuhkan pembangunan ekonomi yang tidak business as usual, namun lebih pada green economy demi kemakmuran dan kesejahteraan tanpa memperbesar risiko kerusakan ekologi," ujar Heru dalam acara Journalist Class 'Transisi Ekonomi Hijau dan Peran Program REDD+' di Jakarta, Senin (16/4). Lanjut ia mengatakan, pembangunan ekonomi yang berkeadilan sama pentingnya dengan meminimalisir risiko lingkungan dan pengurangan aset ekologi.
Hal senada juga disampaikan Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Akhmad Fauzi. Menurutnya pembangunan selama ini yang hanya business as usual telah mengakibatkan biaya lingkungan yang cukup mahal. "Sebenarnya inisiatif Ekonomi hijau sudah ada di Indonesia, namun seringkali ada tantangan dalam penerapannya," kata Fauzi.
Karenanya, komitmen untuk menerapkan apa yang disebut REDD+ ini menjadi tantangan bagi pemerintah dan pelaku bisnis dalam rangka kesiapan menerapkan ekonomi hijau di Indonesia. Menurut Koordinator Unit Kerja Instrumen Pendanaan program REDD+, Agus Sari penerapan Ekonomi Hijau bagi bangsa Indonesia bukanlah pilihan. Namun penerapan Ekonomi Hijau telah menjadi pilihan satu-satunya demi pertumbuhan ekonomi yang lebih ramah lingkungan.
"Ekonomi Hijau menunjukkan potret sebenarnya pembangunan ekonomi yang terjadi selama ini dengan kerugian lingkungan," ucap Agus. Ekonomi hijau menekankan aspek 'pelestarian lingkungan' dan 'pertumbuhan ekonomi' secara bersamaan. Karenanya program ini dapat menjadi desain penyelesainan dan keberlangsungan pembangunan yang berkelanjutan sekaligus menjadi solusi pengurangan dampak perubahan iklim.