REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Wakil Presiden Boediono tidak menampik potensi gas yang ada di tanah di Indonesia sangat besar, termasuk di lokasi tambang batubara. Namun, kata Wapres, kondisi itu belum dapat memberikan produksi gas sesuai harapan rakyat karena pengelolaannya dianggap belum maksimal.
"Indonesia kaya dengan gas tetapi pengelolaannya belum 'nyambung'," kata Wapres dalam pertemuan dengan bupati/wali kota se-Sumut di rumah dinas Gubernur Sumut di Medan, Jumat (13/4).
Hal ini disampaikan Boediono dalam rangka merespon masalah kelangkaan gas, yang menurutnya tidak hanya terjadi di Sumatera Utara, namun juga beberapa daerah lain.
Dalam pertemuan itu, Pelaksana Tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho emang sempat menyampaikan kelangkaan gas yang dikeluhkan kalangan pengusaha setempat. Menurut dia, kebutuhan kalangan industri terhadap gas di Sumut sekitar 17 mm per hari, sedangkan alokasi yang tersedia hanya 11 mm per hari.
"Kelangkaan (gas) itu masalah yang umum, termasuk di Pulau Jawa," kata Wapres menjawab. "Kita sedang mencari cara untuk meningkatkan produksi gas secara nasional. Saya tidak bisa menjelaskan secara detail, tetapi kita sedang kerja keras."