REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Aksi kriminal dari kelompok geng motor sudah mengarah pada kategori anti-sosial. Para pelaku, dinilai berupaya untuk menantang kemapanan struktur sosial yang telah ada.
''Memang perlu ada penelitian yang mendalam untuk masalah ini (aksi kriminal geng motor). Apakah mereka melakukan ini karena merasa sebagai kelompok yang tidak diuntungkan atau memang sengaja hadir untuk menantang kemapanan struktur sosial," kata pengamat sosial, Johannes Frederik Warouw, Jumat (13/4).
Tapi secara umum, lanjut Johannes, apa yang mereka lakukan sudah mengarah kepada bentuk anti-sosial.
Walau demikian, Johannes mengatakan penilaiannya tersebut memang tidak bisa digeneralisasi untuk semua wilayah munculnya aksi kriminal geng motor.
Untuk contoh Bandung, ia menilai aksi kriminal geng motor tersebut sudah relatif terorganisasi. Bahkan dari informasi yang didapat, para kriminal geng motor ini memiliki sejumlah beking. ''Tujuan aksi mereka juga sudah lebih jelas,'' ujarnya.
Sementara untuk contoh kasus di Jakarta maupun daerah di luar Bandung, Johannes masih melihat aksi kriminal geng motor itu lebih kepada bentuk ekspresi diri terhadap situasi sosial yang tak berpihak kepada mereka.
Asumsi itu dilandaskan pada mudahnya setiap orang untuk bisa memiliki motor. ''Pada tahap ini motor justru menjadi media bagi mereka melakukan tindak kriminal,'' jelasnya.