Jumat 13 Apr 2012 17:46 WIB

UII: Kahar Muzakkar Layak Jadi Pahlawan Nasional

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Rektor pertama Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Kahar Muzakkar layak mendapatkan gelar pahlawan nasional sebagai penghargaan atas jasanya terhadap bangsa dan negara Indonesia, kata Rektor universitas itu Edy Suandi Hamid.

"Kahar Muzakkir merupakan salah satu dari Panitia Sembilan yang menandatangani Piagam Jakarta yang menjadi landasan lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia," katanya di Yogyakarta, Jumat.

Oleh karena itu, menurut dia, saat membuka rangkaian kegiatan Milad ke-69 Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, pihaknya akan mengajukan Kahar Muzakkar menjadi pahlawan nasional.

"Selain sebagai penghargaan atas jasa Kahar Muzakkir dalam pendirian UII, pengajuan itu juga berhubungan dengan fakta sejarah berdirinya negara Indonesia," katanya.

Ia mengatakan, pengajuan itu dilakukan karena dari sembilan orang yang menandatangani Piagam Jakarta, hanya Kahar Muzakkar yang belum mendapatkan gelar pahlawan nasional.

"Delapan orang lainnya telah ditetapkan menjadi pahlawan nasional," kata Edy yang juga Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi). Berkaitan dengan pengajuan tersebut, menurut dia, UII telah melakukan berbagai upaya, di antaranya mengundang para sejarawan dan pihak yang kompeten untuk melakukan kajian maupun hal teknis lainnya.

"Dengan menjadi pahlawan nasional, Kahar Muzakkar nanti tidak hanya menjadi milik UII, tetapi juga Indonesia. Saat ini nama Kahar Muzakkar diabadikan menjadi nama salah satu gedung di UII sebagai bentuk penghargaan kepada beliau," katanya.

Ia mengatakan, momentum milad dapat menjadi motivasi UII ke depan, baik untuk meningkatkan hasil yang sudah tercapai maupun menyelesaikan program yang belum dapat terealisasi.

"Hal itu sesuai dengan harapan pendiri UII, yakni sebagai institusi pendidikan dalam bidang ilmu agama dan umum, sehingga lulusannya dapat menjadi pemimpin dan berilmu. Hal itu untuk mengantisipasi krisis kepemimpinan Indonesia," katanya.

Ketua Panitia Milad Ke-69 UII Nizamuddin Sadiq mengatakan, transformasi UII dari Sekolah Tinggi Islam (STI) hingga menjadi kampus besar seperti saat ini merupakan contoh perpaduan nilai-nilai keislaman dan ilmu pengetahuan.

"Namun, nilai keislaman tersebut belum sepenuhnya diimplementasikan. Oleh karena itu, nilai itu perlu digaungkan kembali agar dapat menjadi ciri khas kampus baik di dalam maupun luar lingkungan UII," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement