Jumat 13 Apr 2012 14:20 WIB

Tim SAR Kehilangan Jejak Kapal Pengangkut Imigran Gelap

Imigran ilegal (ilustrasi)
Foto: Corbis
Imigran ilegal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM --  Tim SAR kehilangan jejak kapal pengangkut imigran gelap yang dilaporkan tenggelam di Selat Maluk, barat daya Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (12/4) sekitar pukul 13.50 Wita.

"Tim SAR di lapangan kehilangan jejak kapal itu, meskipun upaya pencarian melalui udara menggunakan helikopter Basarnas sudah dilakukan pagi tadi sekitar pukul 10.45 Wita," kata Kepala Kantor Badan SAR Mataram Marsudi, di Mataram, Jumat.

Marsudi mengaku heran karena kapal kayu tanpa nama yang mengangkut sekitar 50 orang imigran gelap dari Timur Tengah itu, dilaporkan tenggelam di Selat Maluk, barat daya Pulau Sumbawa, tetapi tidak ada tanda-tanda musibah kapal pengangkut puluhan penumpang tenggelam.

Malah ia menduga kapal pengangkut imigran gelap itu sedang menepi di pesisir pulau kecil, atau memang tidak terkena musibah tenggelam di Selat Maluk itu. TIM SAR sudah menyisir semua lokasi di sekitar Selat Maluk melalui udara, namun belum juga menemukan tanda-tanda adanya kapal tenggelam.

"Aneh saja, biasanya kalau kapal tenggelam, apalagi mengangkut puluhan penumpang, ada gambaran situasi di sekitar lokasi kejadian. Mungkin barang-barangnya atau orangnya mengapung atau tanda-tanda lainnya," ujarnya.

Mengenai kemungkinan kapal kayu itu karam hingga dasar laut sehingga tidak ditemukan jejaknya, Marsudi mengatakan, hal itu mungkin saja, meski kecil kemungkinan karena walaupun kapal itu karam, masih ada benda lainnya yang mengapung di sekitar lokasi kejadian.

"Saya lebih condong ke tidak tenggelam. Mungkin menepi di pesisir pulau atau memang tidak ada musibah kapal tenggelam," ujarnya.

Kendati demikian, Tim SAR tetap melakukan upaya pencarian yang mengedepankan koordinasi dengan berbagai pihak, guna menghimpun informasi sebanyak-banyak, terkait laporan musibah kapal tenggelam itu.

Namun, pencarian melalui udara menggunakan helikopter Basarnas untuk sementara dihentikan, dan akan dilanjutkan pada Sabtu (14/4) pagi.

SAR Mataram pun masih mempertimbangkan berbagai informasi terkait laporan kapal tenggelam itu, seperti adanya laporan dari Kedutaan Besar Australia di Denpasar Bali, yang katanya berdasarkan informasi via telepon dari salah seorang penumpang kapal kayu yang dilaporkan tenggelam itu.

Informasi lainnya diperoleh SAR dari tim penyelamat yang menggunakan perahu motor (boat) milik Polairud yang pada Kamis (13/4) petang sempat melihat para penumpang kapal tersebut mengibarkan bendera memohon bantuan, namun tidak bisa ditindaklanjuti karena lokasinya jauh dan gelombang tinggi sehingga sulit untuk memberikan pertolongan.

Seperti diberitakan, kapal kayu tanpa nama berukuran 3 x 8 meter yang mengangkut sekitar 50 orang imigran gelap dari Timur Tengah itu, dilaporkan tenggelam di Selat Maluk, barat daya Pulau Sumbawa.

Tim SAR Mataram kemudian menggunakan kapal besar Rescue Boat (RB) tipe 220 untuk mengevakuasi korban kapal tenggelam itu. Kapal SAR RB-220 itu bertolak dari Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, menuju perairan Sumbawa barat daya.

Sempat diduga, kapal kayu itu hendak memasuki perairan Australia, namun kembali bertolak ke perairan Indonesia karena dihempas badai gelombang, dan dilaporkan tenggelam di perairan Sumbawa barat daya itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement