REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —- Gempa yang terjadi di Kabupaten Simelue, Aceh pada Rabu (11/4), berpotensi menambah jumlah daerah tertinggal di sana. Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faisal Zaini mengatakan, dari 21 kabupaten/kota di Aceh, 12 kabupaten termasuk daerah yang tertinggal.
Di antaranya adalah Aceh Besar, Aceh Barat, Aceh Timur, Pidie Jaya, Aceh Tenggara, Bireuan, dan Simeulue. Saat ini terdapat 183 daerah tertinggal di seluruh Indonesia yang tersebar di 27 provinsi.
Dia menjelaskan, gempa di Bumi Serambi Makkah mengakibatkan banyak program Kementerian PDT menjadi terhambat. Meski begitu, pihaknya mengapresiasi kinerja Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) yang mampu membangun rumah tahan gempa. Sehingga dampak gempa sebesar 8,5 skala richter tidak sampai merubuhkan rumah yang dibangun pasca tragedi tsunami pada 2004.
“Gempa mengakibatkan kerusakan bangunan dan ada yang hancur. Tentunya gempa ini akan menambah daerah miskin ataupun tertinggal di Aceh,” kata Helmy dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (12/4).
Helmy belum bisa memastikan apakah akan menambah anggaran untuk daerah tertinggal di Aceh yang terkena dampak gempa. Pasalnya perencanaan anggaran tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba dan harus juga melihat alokasi dana yang tersedia. Lagian, imbuh dia, penanganan bencana saat ini diambil alih Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Nanti kalau sudah ada data kerusakan dan kerugian, kami bisa turun membantu pembangunan infrastruktur. Ini agar tidak semakin banyak masyarakat di daerah sana jatuh miskin,” terang Helmy.
Deputi Pengembangan Daerah Kementerian PDT Suprayoga Hadi, mengatakan informasi gempa berdasarkan informasi dari BNPB itu tidak terlalu merusak bangunan dan sarana infrastruktur. Sehingga potensi ancaman semakin banyaknya daerah di Aceh masuk kategori tertinggal tidak terlalu banyal. “Tapi kami akan mendukung perbaikan untuk daerah gempa yang membutuhkan,” ujar Suprayoga.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
