REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua DPR, Pramono Anung, menyayangkan sejumlah parpol yang terlibat lobi RUU Pemilu semalam mengabaikan usulan Golkar, PDIP, dan PKS untuk mengusung metode penghitungan webster. Padahal, tiga parpol itu sepakat menurunkan PT menjadi 3,5 persen.
"Saya berharap ada semangat kebersamaan, tidak mengunggulkan pendapat sendiri," jelas Politisi PDIP ini, di Jakarta, Kamis (12/4). PDIP dan Golkar sempat walk out (WO) dari lobi pembahasan UU Pemilu semalam, karena pendapat mereka ditolak meskipun sudah mau menurunkan PT. Namun pada voting hari ini, mereka tidak akan absen.
Partai-partai ini siap menghadapi voting, meski kemungkinan kecil dapat meloloskan sistem konversi kursi dengan sistem varian webster. "PDIP memang tidak ada rencana walk out. Meskipun kita tahu memang bandul utamanya ada di Partai Demokrat," ujarnya.
PDIP dan Golkar memang sempat walk out dalam forum lobi pimpinan fraksi soal UU Pemilu. Forum lobi yang berlangsung Rabu (11/4) memang berlarut-larut hingga tengah malam. Karena belum ada kesepakatan soal sistem konversi suara menjadi kursi inilah rapat paripurna ditunda. "Harapan saya semoga semua lancar, kebetulan saya yang memimpin," ucap Pramono.
Sementara itu, PPP akan condong untuk menaikan PT ke angka empat persen ketimbang harus menggunakan metode Webster. Ini sesuai dengan tawaran Golkar yang menurutnya mau pakai kuota murni jika PT empat persen.
Pihaknya berpendapat konversi suara dan alokasi kursi itu yang paling bahaya. "Lebih bahaya dari PT,'' kata Sekjen PPP, M Romahurmuziy (Romi). Saat ini, Golkar, Partai Keadilan Keadilan Sejahtera (PKS), dan PDI Perjuangan mengusung metode divisor Webster. Sisanya, sudah sepakat untuk menggunakan mekanisme kuota murni.
Menurut Romi, jika menggunakan metode ini jumlah pengurangan kursi partai kecil jauh lebih besar. "Pada pemilu 2009 lalu, kalau pakai Webster kita hanya hilang satu kursi. Tidak terlalu berpengauh. Tapi buat partai lain bisa mematikan. Hanura yang sekarang dapat 17 kursi itu bisa tidak dapat kursi sama sekali dia," papar dia.