REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Banjir bandang menerjang kawasan dermaga Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Selasa (10/4) malam. Akibatnya, puluhan kios di sekitar dermaga yang dibangun untuk merayakan hari nelayan hancur.
Dari informasi yang dihimpun, bencana banjir bandang akibat luapan Sungai Dermaga terjadi sekitar pukul 20.00 WIB. Saat air meluap, di pinggiran sungai banyak didirikan kios pasar kaget dalam rangka perayaan hari nelayan ke 52.
‘’Kios saya banyak yang hancur diterjang banjir,’’ ujar salah seorang pedagang pasar kaget, Ricko (42 tahun). Jumlah kios miliknya yang rusak mencapai sekitar 16 unit. Biaya sewa per kiosnya sendiri mencapai sebesar Rp 1,6 juta per unit.
Menurut Ricko, barang dagangannya hancur terbawa terjangan banjir hingga masuk ke laut. Bahkan, sekitar 90 persen barang dagangannya seperti pakaian hilang dan rusak akibat bencana ini. Riko mengungkapkan, dari perhitungan sementara jumlah kerugian yang dialaminya mencapai Rp 600 juta. Jumlah itu akan bertambah banyak karena belum semuanya data terkumpul.
Lebih lanjut Riko mengatakan, para pedagang mengeluhkan tidak adanya perhatian dari panitia hari syukuran nelayan. Padahal, mereka telah membayar uang sewa secara tunai kepada panitia. Seharusnya mereka berjualan hingga 17 April mendatang. Namun, datangnya bencana menyebabkan rencana tersebut dibatalkan.
Informasi yang diperolehnya, jumlah kios yang terdapat di sekitar dermaga mencapai sekitar 180 unit. Dari jumlah itu, terdapat sekitar 35 kios yang rusak.Sehingga diperkirakan jumlah kerugian yang dialami pedagang mencapai miliaran rupiah.
Pedagang lainnya Yeni (35) menambahkan, dia bersama saudaranya memiliki sekitar 14 kios. Belasan kiosnya pun hancur terseret luapan sungai. Kerugian yang dideritanya mencapai sekitar Rp 300 juta.
Untuk mengurangi kerugian, Yeni terpaksa menjual barang yang masih terselamatkan dengan harga murah. Barang dagangan seperti sepatu dan sandal sebelumnya dibersihkan lebih dulu dengan air sungai. Selain Yeni, pedagang lainnya melakukan hal yang serupa untuk mengurangi kerugian yang lebih banyak.