Senin 09 Apr 2012 15:36 WIB

Penembakan Pesawat Trigana Minim Saksi

Rep: Nur Feby Rosiana/ Red: Hazliansyah
Bandara Mulia, Puncak Jaya, lokasi penembakan Kapolsek Mulia, AKP Domingus Oktavianus Awes, Senin (24/10).
Foto: Republika/Chairul Akhmad
Bandara Mulia, Puncak Jaya, lokasi penembakan Kapolsek Mulia, AKP Domingus Oktavianus Awes, Senin (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi kesulitan mengungkap kasus penembakan pesawat komersil milik Trigana Air di Bandara Mulia, Puncak Jaya Papua, Minggu (8/4). Penyebabnya lantaran minim saksi dalam penembakan tersebut.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution, menuturkan polisi masih kesulitan mengungkap kasus penembakan pesawat Trigana PK - YRF karena tidak adanya satu orang pun saksi.

"Kita harus mengevaluasi kondisi masing-masing wlayah. Seperti Papua khususnya Puncak Jaya, masalah saksi kalau tidak ada saksi bagaimana mengungkapnya, seperti pesawat ini," ujar Irjen Pol Usman Nasution saat jumpa pers di Mabes Polri, Senin (09/04).

Usman Nasution juga menuturkan, kondisi Bandara Mulia tidak seperti keadaan bandara layaknya Jakarta yang berada di pinggir jalan, namun berada di pegunungan. "Kita datangnya setengah jam kemudian orang itu sudah tidak ada. Saksinya sangat minim, buktinya juga sulit kita tidak tahu posisi penembak," tuturnya.

Ia juga menuturkan, dari 11 orang penumpang yang berada didalam pesawat tidak ada satu pun yang mengetahui arah penembakan berasal. Para penumpang, dikatakanya, hanya mendengar suara tembakan namun tidak tahu berapa kali jumlah penembakan tersebut terjadi.

Kondisi bandara yang berada didaerah pegunungan dan hutan, tutur Usman, memudahkan para pelaku untuk melarikan diri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement