REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, peristiwa penembakan pesawat Twin Otter milik Trigana Air oleh kelompok bersenjata pada Ahad (8/4) perlu didalami lebih lanjut guna memastikan pelaku penembakan.
"Kita harus dalami peristiwa penembakan di Bandara Mulia, Puncak Jaya. Karena kalau itu separatis, maka separatis itu adalah domain TNI untuk bergerak. Tetapi kalau itu kriminal itu, maka kepolisian yang akan mengusut. Kita masih tunggu laporan dari mereka (personil disana) siapa yang melakukan ini," kata Purnomo, di sela-sela peringatan HUT TNI AU Ke-66 di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (9/4).
Saat ini masih dalam proses penyelidikan, apakah peristiwa itu masuk domain kriminal yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau dilakukan oleh separatis.
Ia mengatakan, tidak ada penambahan kekuatan TNI di Papua, namun hanya mengandalkan empat batalyon pasukan TNI yang ada di wilayah perbatasan di Papua.
"Untuk pasukan dari luar hanya ditempatkan di perbatasan. Kita punya empat batalion di perbatasan," kata Menhan.
TNI-AU siap
Pesawat Twin Otter milik Trigana Air dengan kode lambung PK-YRF itu ditembak sesaat hendak mendarat di Bandara Mulia, Ahad (8/4) pagi. Satu orang tewas tertembak di bagian leher bernama Leiron Kogoya (35), wartawan Papua Pos Nabire.