Senin 09 Apr 2012 10:57 WIB

"Sindikat Narkoba Internasional tak Kapok Beroperasi di Indonesia"

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Hazliansyah
Narkoba (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Narkoba (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sindikat narkoba Iran, Nigeria, India, dan Cina, tidak kapok-kapoknya beraksi di Indonesia. Mereka semua beraksi langsung dengan mengirim kurirnya ke Indonesia atau dengan memanfaatkan WNI.

"Mereka memang tidak ada kapoknya, namun kita akan terus menghancurkan mereka," jelas Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Gories Mere, kepada Republika, Senin (9/4).

Dia mengatakan, semangat perlawanan terhadap jaringan sindikat narkoba dimanapun adanya berasal dari semua komponen bangsa. Hal ini sudah termuat dalam Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN) 2011-2015 yang tertuang di Inpres 12/2011.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk memimpin pelaksanaan Jakstranas itu sejak setahun lalu.

Gories Mere menyatakan narkoba yang berasal dari negara asal sindikat akhirnya dikonsumsi masyarakat Indonesia. Survei prevalensi penyalahgunaan narkotika di Indonesia oleh BNN menunjukkan semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Dalam survei BNN sejak tahun 2009, prevalensi penyalahgunaan narkoba pada tahun 2009 adalah 1,99 persen dari penduduk Indonesia berumur 10-59 tahun atau sekitar 3,6 juta orang. Pada tahun 2010, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,21 persen atau sekitar 4,02 juta orang. Pada tahun 2011, prevalensi penyalahgunaan meningkat menjadi 2,8 persen atau sekitar 5 juta orang.

Ia menyebut hal itu sebagai suatu fenomena gunung es, yang bisa meningkat dari tahun ke tahun dan menilai kalangan pelajar sebagai suatu kelompok yang paling rentan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement