Ahad 08 Apr 2012 18:41 WIB

Jangan Buat UN 'Menakutkan'

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Hafidz Muftisany
Para siswa mengikuti Ujian Nasional
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Para siswa mengikuti Ujian Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ujian nasional yang sebentar lagi akan digelar diharapkan tak menjadi momok para siswa. Pihak pelaksana ujian diminta tak berlebihan menyikapi UN.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Persatuan Guru Swasta sekaligus Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, Muh. Zen. Adv. Menurutnya, ujian hanyalah penentu grade sekolah, bukan penentu kelulusan siswa. Karena menurutnya, guru lah yang akan lebih adil memberi penilaian dibanding ujian negara. "Yang berhak memberi penilaian murid adalah guru, bukan negara. Kalau ini (UN) cuma untuk grade masing-masing sekolah, ini sekolah A ini sekolah B maka sah-sah saja," ujarnya kepada Republika.

Oleh karena itu, Zen menghimbau agar UN digelar secara biasa dan tidak menimbulkan ketakutan. Seperti misalnya saat mengantar soal ujian, aparat penegak tak perlu memasuki area sekolah. "Jangan disikapi secara berlebihan. Biarkan anak-anak rileks. Jangan sampai ada kesan mencekam, menakutkan. Jangan polisi masuk sekolah, cukup sampai pos naskah. Karena secara psikologi itu mengganggu," tuturnya.

Untuk pelaksanan UN kedepan, Zen meminta seluruh pihak dapat berlaku jujur. Selain itu, dia juga berharap tak ada stranasisasi pendidikan. "Saya punya keyakinan anak-anak dapat lulus. Butuh kejujuran kita semua. Juga jangan menjejali anak materi yang diujikan saja. Anak-anak jadi stres. Ini stranasisasi pendidikan, dan ini tidak boleh," ujar Sekretaris FPKB tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement