REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merencanakan menghubungkan sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera dalam satu jaringan. BUMN tersebut bakal mengembangkan proyek interkoneksi melalui sistem transmisi kelistrikan tegangan tinggi arus searah (high voltage direct current atau HVDC).
Menurut Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto, penawaran tender akan dimulai April 2012. "Proyek ini direncanakan mulai dibangun pada tahun 2013 dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2017," katanya melalui siaran pers yang diterima Republika, Ahad (8/4).
Penggabungan keduanya dipercaya akan berakibat penggunaan energi murah dan efisiensi. "Sistem interkoneksi ini dirancang untuk menyalurkan daya sebesar tiga ribu mega watt dari Sumatera ke Jawa-Bali," ujarnya.
Proyek interkoneksi ini akan terdiri dari stasiun pengubah listrik AC menjadi DC (stasiun konverter) di Muara Enim, Sumatera Selatan. Listrik DC juga akan diubah kembali menjadi listrik AC (stasiun inverter) di Bogor, Jawa Barat.
Pembangunan proyek akan dibangun melewati Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten OKU Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir di Provinsi Sumatera Selatan. Lalu Provinsi Lampung meliputi Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Selatan.
Sedangkan untuk Jawa akan melewati Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang. Ada pula Kabupaten Lebak di Provinsi Banten serta Kabupaten Bogor di Provinsi Jawa Barat.
"Nilai investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan sistem interkoneksi ini diperkirakan mencapai sekitar Rp 20 triliun," katanya lagi. Sumber dana pembangunan proyek sebagian besar berasal dari Loan JICA (Japan International Cooperation Agency) dan dana pendamping dari anggaran PLN.
Dalam kegiatan engineering dan supervisi konstruksi PLN dibantu konsultan konsorsium Newjec Inc, J-Power, Connusa Energindo dan Kwarsa Hexagon. "PLN saat ini sedang mengurus perizinan untuk pembebasan lahan," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengaku akan terus meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia. "Sampai 2014, kita akan targetkan penerangan listrik bisa mencapai 80 persen," ujarnya saat ditemui Republika akhir pekan.
Ia menuturkan perusahaan plat merah tersebut bakal melakukan proyek tarik jaringan. Ia mengaku pemerintah sudah menganggarkan dana di APBN senilai Rp 9 triliun per tahun dan dana ini sebagian akan digunakan untuk peningkatan rasio elektivikasi.