Sabtu 07 Apr 2012 20:40 WIB

Pelajar Muhammadiyah Deklarasikan UN Jujur

Ujian Nasional (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Ujian Nasional (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Para pelajar yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jawa Tengah mendeklarasikan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2012 yang harus mengutamakan prinsip-prinsip kejujuran.

"Kejujuran adalah modal utama untuk mengembangkan potensi setiap orang, sehingga setelah deklarasi ini harus ada implementasi oleh semua peserta UN," kata Ketua IPM Jateng, Ali Khamdi, di Semarang, Sabtu (7/4).

Hal tersebut diungkapkannya usai Seminar Pelajar dan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Bidang Advokasi IPM Jateng, dilanjutkan deklarasi "UN Jujur" yang diselenggarakan di kampus Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus).

Dikatakan Ali Khamdi, UN digelar karena terdapat empat fungsi utama, yakni untuk pemetaan pendidikan, sebagai dasar seleksi pendidikan, salah satu penentu kelulusan, dan terakhir adalah dasar pembinaan kepada satuan pendidikan.

Di hadapan perwakilan pengurus dari 35 kabupaten/kota yang hadir dalam Rakorwil dan Deklarasi UN Jujur, dia mengatakan bahwa IPM Jateng mendukung pelaksanaan UN asal dengan kejujuran dari seluruh pihak, baik peserta dan pengawas.

Menurut Khamdi, pada pelaksanaan UN selama ini banyak tindak kecurangan yang terjadi di beberapa daerah, termasuk di Jateng. Oleh karena itu, pada pelaksanaan UN tahun ini tidak ada pihak yang bertindak curang.

Ia menyebutkan bunyi deklarasi itu, yakni poin pertama, pelajar Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak dari pemerintah dan pemangku kebijakan yang berimbas pada pengembangan mutu pendidikan, khususnya di Jateng.

Poin kedua, lanjut dia, pelajar Indonesia bebas dan setara dengan pelajar di dunia dan semua individu. Mereka mempunyai hak terbebas dari segala macam diskriminasi, dalam pelaksanaan hak mereka, khususnya yang berdasar pendidikan.

Adapun tujuan deklarasi itu, kata dia, untuk menanamkan komitmen dan tekad untuk melaksanakan dan mengikuti UN secara jujur dan sungguh-sungguh, termasuk menanamkan dan melaksanakan pendidikan antikorupsi di sekolah. "Jika manusia sudah terbiasa berperilaku jujur, maka akan dapat menghindari perbuatan-perbuatan tercela, seperti tindak korupsi. Sebab, korupsi sebenarnya diawali dari pribadi yang tidak jujur," kata Khamdi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement