REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO - Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Sutardjo menyatakan, kewaspadaan menghadapi bencana banjir luapan Bengawan Solo juga bencana lainnya, tetap dilakukan dengan membuka posko selama 24 jam.
"Hanya saja posko yang kami buka intern dari BPBD sudah tidak lagi melibatkan berbagai pihak," katanya.
Tinggi air Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, sempat mencapai titik tertinggi 13,33 meter pada Jumat (7/4) pukul 18.00 WIB. Namun, pada pukul 21.00 WIB berangsur-angsur surut hingga mencapai 13,21 meter atau siaga I.
"Posisi ketinggian air tertinggi 13,33 meter di Bojonegoro, berlangsung selama lima jam, sebelum akhirnya surut, karena banjir Bengawan Solo di Ngawi, juga surut," kata Kasi Operasi Unit Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Jumat.
Dari hasil rekapitulasi BPBD, berbagai bencana yang terjadi di daerah setempat selama 2011 menimbulkan kerugian sedikitnya mencapai Rp12 miliar. Bencana yang terjadi di antaranya dua kali banjir luapan Bengawan Solo, 14 banjir bandang, beberapa kali tanah longsor dan bencana lainnya.