Jumat 06 Apr 2012 17:12 WIB

Tak Jadi Naikkan Harga BBM, SBY Masih Didemo

Rep: Agus Rahardjo/ Red: Heri Ruslan
Aksi demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) (ilustrasi)
Foto: Antara/Agus Bebeng
Aksi demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Keputusan untuk tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 1 April lalu, belum membuat sebagian masyarakat puas. Pasalnya, keputusan Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) tersebut dianggap sebagai 'panggung sandiwara' oleh Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Surabaya.

Puluhan anggota SMI menggelar demonstrasi di depan Grahadi Surabaya, Kamis (5/4). Mereka menganggap Sidang Paripurna 1 April tersebut merupakan perselingkuhan diantara elite politik. Pasalnya, dalam pasal 7 ayat 6A UU APBN 2012, memberikan wewenang pada SBY-Boediono untuk menaikkan harga BBM jika harga rata-rata minyak mentah Indonesia mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari 15 persen dari asumsi APBN 2012 sebesar 105 US dolar per barel.

Humas Aksi, Riza mengungkapkan, apa yang diperlihatkan pemerintah hanyalah sekadar sandiwara belaka. Artinya pemerintah belum serius untuk memikirkan kesejahteraan rakyat. Hal itu dilakukan dengan kemungkinan mencabut subsidi BBM pada masyarakat.

"Kami tetap menolak pemerintah menaikkan harga BBM dan mencabut subsidi kepada masyarakat," kata dia.

Aksi yang berlangsung mulai pukul 13.00 WIB tersebut dijaga puluhan aparat. Massa aksi juga membagikan brosur penolakan kenaikan harga BBM kepada pengguna jalan yang melintas jalan Gubernur Suryo. Arus lalu lintas depan Gedung Grahadi masih lancar dengan adanya aksi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement