REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) tengah mengincar setidaknya pengelolaan delapan blok minyak dan gas bumi yang berlokasi di luar negeri. Presiden Direktur Pertamina Hulu Energi (PHE), Salis Aprilian di Jakarta, Kamis, mengatakan, blok tersebut terutama berlokasi di kawasan Timur Tengah, Thailand, Myanmar, dan Vietnam.
"Akuisisi ini diharapkan menambah produksi minyak hingga 29 ribu barel per hari," katanya.
Saat ini, produksi minyak PHE, anak perusahaan Pertamina, mencapai 62 ribu barel per hari. Salis juga menambahkan, akuisisi blok migas di luar negeri akan menambah cadangan, sehingga meningkatkan ketahanan energi nasional. Saat ini, PHE ikut memiliki sembilan blok di tujuh negara.
Sebanyak tiga blok merupakan kerja sama triparti dengan Petronas Carigali dan Petrovietnam Exploration Production Corporation yakni Blok SK-305 di Sarawak, Malaysia, Blok 10 dan Blok 11.1 di Vietnam.
Selain di Malaysia dan Serawak, ketiganya juga bekerja sama mengelola Blok Randugunting di Indonesia.
PHE juga memiliki sebagian partisipasi di Blok VIC, Australia, Blok 3 di Qatar, Blok 13 di Sudan, Blok 13WD di Irak, serta Blok 17-3 dan Blok 123-3 di Libya. Namun, dari seluruh blok yang dimiliki itu, baru Blok SK-305 dan Blok VIC yang berproduksi.
Produksi minyak Blok SK-305 kini mencapai 2.000 barel per hari. Selain minyak, blok itu memproduksikan gas sebanyak 22 juta kaki kubik per hari.
Sementara, produksi minyak bagian Pertamina dari Blok VIC mencapai 100 barel per hari. Sebanyak tujuh blok lainnya masih dalam tahap eksplorasi yakni Blok 10 dan Blok 11.1 di Vietnam, Blok 3 di Qatar, Blok 13 di Sudan, Blok 13WD di Irak, serta Blok 17-3 dan Blok 123-3 di Libya.
Dari tujuh blok eksplorasi, lima diantaranya ditinggalkan sementara karena faktor keamanan negara bersangkutan, yaitu Blok 3 di Qatar, Blok 13 di Sudan, Blok 13WD di Irak, serta Blok 17-3 dan Blok 123-3 di Libya.