REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikabarkan bakal menyampaikan langsung formula akhir koalisi dan implikasinya terhadap susunan kabinet.
Hal itu disampaikan Staf Khusus Presiden bindang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa. Sayangnya, Daniel mengaku tidak memiliki informasi yang dapat dibagikan kepada publik terkait formula tersebut. "Semuanya akan disampaikan sendiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata Daniel di Jakarta, Kamis (5/4).
Namun, menurut Daniel, seluruh pimpinan partai politik anggota koalisi yang hadir dalam rapat di Cikeas, kediaman pribadi Presiden SBY, Selasa (3/4) malam, sepakat untuk melakukan koreksi. "Mereka (pimpinan parpol) juga menginginkan agar semua yang tak lazim harus diluruskan segera, agar posisi koalisi dan oposisi jelas terlihat bedanya. Ibaratnya, tidak ada yang ingin ada orang asing tidur di bawah selimut yang sama dengan mereka," urai Daniel.
Pernyataan Daniel itu merujuk pada munculnya sejumlah pertanyaan mengenai status Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di koalisi. Sebab, sikap PKS berseberangan dengan usulan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Semua yang hadir (dalam rapat setgab) sepaham pandangan Presiden Yudhoyono bahwa kerja sama dan kemitraan di antara anggota koalisi harus mampu menjamin efektivitas roda pemerintahan," beber dia.
Dikatakannya, tradisi berdemokrasi harus dibangun dengan kesadaran yang murni tentang bagaimana menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. "Ini adalah panggilan sejarah yang harus dipenuhi semua pemimpin politik Indonesia saat ini tanpa kecuali," imbuh dia.
Pada Selasa (3/4) kemarin malam, hanya lima perwakilan parpol anggota koalisi (Partai Demokrat, PAN, PPP, PKB, Golkar) yang hadir di Cikeas minus PKS. Absennya PKS dalam rapat tersebut, diyakini karena setgab membicarakan nasib PKS dalam koalisi.