REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PAN bersikap tegas, yang tidak seirama dengan koalisi lebih baik menjadi oposisi. Koalisi jangan hanya menginginkan hasil yang manis, tapi juga pahit. Ini agar parpol koalisi sama-sama suka dan juga sebaliknya.
Ketua DPP PAN, Bima Arya Sugiarto, menyatakan sikap PAN tetap konsisten sejak awal. "Yang tidak seirama dan hanya ingin bersama di saat yang manis, sebaiknya diikhlaskan untuk mengambil posisi di luar koalisi," ujarnya, di Jakarta, Rabu (4/4). Dia mengatakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah empat kali mengambil pilihan yang berbeda dengan kesepakatan di setgab. Belum ada sanksi tegas dari koalisi terkait sikap PKS tersebut.
"Kini bola sepenuhnya ada di tangan Presiden sebagai pemimpin koalisi," kata Bima.
Semalam pimpinan parpol koalisi pendukung pemerintah diundang ke rumah Presiden SBY selaku ketua Setgab di Cikeas, Jawa Barat. Hadir pimpinan parpol anggota koalisi yakni Demokrat, Golkar, PAN, PPP, dan PKB. Namun PKS sebagai anggota koalisi tidak diundang. Sekretaris Setgab Syarief Hasan usai pertemuan menilai PKS melanggar aturan koalisi namun tidak ditegaskan apakah PKS didepak keluar koalisi.
PKS dianggap berseberangan dengan koalisi mengambil sikap berbeda menolak kenaikan harga BBM dalam rapat paripurna DPR pekan lalu.