Selasa 03 Apr 2012 18:54 WIB

Wartawan Korban Siraman Kimia Lapor Polisi

Rep: Umi Lailatul / Red: Didi Purwadi
Mahasiswa dan buruh dari berbagai aliansi menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (30/3).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Mahasiswa dan buruh dari berbagai aliansi menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga wartawan korban siraman cairan kimia saat meliput demo kenaikan bahan bakar minyak (BBM) resmi lapor ke Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (3/4). Korban tersebut didampingi oleh Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI).

Ketiga wartawan adalah Bobby Gunawan (Aljazeera TV), Alif Budiman (BBC) dan Luis Benyamin (Reuters). Mereka datang didampingi AJI dengan menbawa sejumlah bukti.

Bobby mengatakan bahwa dirinya berada diantara polisi dan demonstran saat meliput demonstrasi penolakan kenaikan BBM.

“Saat meliput, saya juga kena water canon yang disemprotkan ke demonstran. Setelah beberapa lama, saya belum merasakan apapun,'' katanya.

Namun, Bobby tiba-tiba terkejut ketika melihat kaos sebelah kanannya melepuh terkena cairan. ''Saat melihat, kaos sebelah kanan gosong seperti kena cairan kimia,” ujarnya.

Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta Selatan. Pemeriksaan medis menyatakan bahwa dirinya terkena luka bakar. Cairan ini juga mengenai bagian pelipis mata, pundak, dan telinganya. Bahkan, helm yang dipakai juga terkena cairan tersebut.

Umar Idris, Ketua AJI, mendesak pihak berwajib segera menyelidiki kasus ini. “Kami menuntut aparat polisi untuk segera mengungkap kasus ini. Karena ini bagian dari kejahatan. Jalur ini ditempuh agar kasus seprti ini tidak terulang lagi,” ujarnya.

Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Rikwanto, mengatakan bahwa pelaku diduga kuat sudah merencanakan aksinya. ''Kami menduga ada oknum massa yang mengambil kesempatan di Gedung DPR. Semuanya masih kami selidiki,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement