Rabu 04 Apr 2012 03:00 WIB

Polri: BBM Batal Naik, Situasi Kondusif

Rep: Nur Feby Rosiana/ Red: Hafidz Muftisany
Ratusan demonstran menutup jalan saat bentrok dengan petugas kepolisian usai aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Jumat malam (30/3).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Ratusan demonstran menutup jalan saat bentrok dengan petugas kepolisian usai aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Jumat malam (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol M. Taufik menegaskan setelah penundaan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) situasi dibeberapa daerah mulai kembali kondusif.

Situasi yang sempat mencekam dibeberapa daerah setelah adanya kemunculan pemberitaan kenaikan harga BBM kini sudah mulai kondusif. M. Taufik menuturkan evaluasi unjuk rasa pada 2 April 2012 perkembangan yang pihaknya monitor situasi kondusif walaupun dibeberapa tempat masih ada aksi unjuk rasa.

"Msh ada beberapa unjuk rasa pada 2 April 2012, terjadi di 17 titik itu hanya di 10 wilayah kepolisian daerah, jumlah masa menurun menjadi 850 orang dari 10 polda yang kita monitor kegiatan unjuk rasa kemarin," ujar M. Taufik saat jumpa pers di Mabes Polri, Selasa (03/04). Taufik pun kembali menegaskan soal isi Undang-undang No. 9 tahun 1998 mengenai penyampaian aspirasi penyampaian pendapat di depan umum.

"Himbaun rekan-rekan mahasiswa, buruh, apabila akan melaksanakan unjuk rasa apapun bentuknya, tetap mengindahkan ketentuan perundang-undangan yang berlauk," tuturnya. Kedepan menurutnya harus ada koordinasi yang baik antara pelaksana unjuk rasa dengan aparat kepolisian, pelaksanaan unjuk rasa ada kewajiban untuk melakukan pemberitahuan terhadap kepolisian agar polisi dapat mengadakan kegiatan pengamanan.

Taufik menuturkan semata-mata upaya pemberitahuan tersebut hanya untuk konteks pengamanan, sehingga pihaknya mengetahun unjuk rasa tersebut dilaksanakan dimana, penanggung jawabnya siapa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement